Dunia anak adalah dunia permainan, melalui permainan anak akan belajar memahami adanya aturan main, dan mau menaatinya, bekerjasama dan mengembangkan sikap gigih serta sportif dalam mencapai kemenangan (Permendiknas no. 58 tahun 2009). Melalui permainan, anak laki-laki dapat mengamati dan memahami karakteristik anak perempuan, dan begitu pun sebaliknya. Anak perempuan pun bisa mengamati dan mengenal karakteristik anak laki-laki.
Selain hormon, bentuk fisik dan kekuatan masing-masing jenis kelamin secara alami membuat anak laki-laki dan perempuan berbeda dalam berprilaku dan memilih jenis permainan, kecenderungan berkelompok dan permodelan perilaku orang dewasa yang sesuai jenis kelaminnya. Di sisi lain dalam kondisi kasuistik, ada anak yang memiliki kecenderungan hormon yang berlawanan dengan jenis kelaminnya, sehingga menyebabkan mereka berperilaku mirip dengan lawan jenisnya.
Apakah dengan membatasi jenis permainan yang berlainan jenis kelamin adalah solusi ataukah malah mematikan kreatifitas dan motorik anak.
Seberapa besar pengaruh pola asuh terhadap perkembangan kepribadian feminin dan maskulin pada anak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara gaya asuh orangtua dengan peran gender (feminin, maskulin atau androgin). Tipe asuh otoriter cenderung membentuk sifat dominan feminin atau maskulin, sementara pola asuh demokratif membentuk sifat androgin.
Pada dasarnya sifat feminin atau maskulin lebih besar merupakan faktor hormonal yang bersifat genetik disamping faktor lingkungan sosial. Pada tubuh, baik anak laki-laki maupun perempuan memiliki dua jenis hormon estrogen-progesteron (feminin) dan androgen (maskulin) yag membedakannya adalah persentase jumlahnya. Umumnya pada anak laki-laki kadar hormon androgen lebih banyak dibanding estrogen-progesteron.
Agar perkembangan gender pada anak tumbuh secara seimbang dan sesuai porsinya, berikut ini beberapa tips untuk mengembangkan kepribadian feminin dan maskulin yang seimbang pada anak:
a.Beri kesempatan anak membaur dalam permainan dengan lawan jenisnya
b.Orangtua menyempatkan diri untuk bermain bersama anaknya yang berlawanan genjer.
c.Jalin komunikasi, dampingi,,, awasi dan arahkan.
d.Menyediakan sarana dan prasarana permainan yang edukatif.
Demikianlah seklumit pembahasan seputar keterkaitan gender dan permainan pada anak, semoga bisa memberi manfaat.