Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bau Mulut

18 Oktober 2019   02:27 Diperbarui: 18 Oktober 2019   02:40 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : pixabay.com

Entah mengapa mulut bu Ira semakin bau. Rasanya tak ada makanan yang aneh yang masuk ke dalam mulutnya. Hanya jengkol saja yang bikin kesel, karena akan membuat mulutnya semakin bau. Tapi bu Ira sudah mengantisipasi dengan minum white coffe setelah makan jengkol. Dan memang baunya akan berkurang. Tapi sudah beberapa hari ini mulutnya tiba-tiba saja semakin bau. Bakteri-bakteri dalam mulut bu Ira semakin gerah. Semua bergerak tak beraturan karena bau yang semakin menyengat. Dan rongga mulut menjadi neraka bagi bakteri-bakteri mulut. Resah , begitu keadaan rongga mulut bu Ira.

Bakteri-bakteri itu tak tahu aktivitas apa yang membuat mulut bu Ira semakin bau. Tapi kalau dilihat aktivitas bu Ira ini memang membuat mulutnya semakin bau. Karena bu Ira sibuk dengan aktivitasnya sekarang. Baru tahu sedikit tapi bu Ira asyik dengan nyinyirin keadaan yang sekarang lagi marak. Kalau sudah bosen jarinya mulai menari-nari di atas tuts ponselnya, bu Ira bikin status. Status yang selalu ramai dikomentari banyak nitizen. Like dan followernya banyak dan itu bikin bu Ira semangat. Dia gak pernah terpikirkan dengan perasaan orang lain , yang penting statusnya viral dan ramai. Begitu juga mulutnya tak pernah berhenti. Dan bu Ira tak tahu semakin dia ngomong gak benar, bau mulutnya semakin besar. Dan itu membuat bakteri-bakteri yang hidup dalam mulut bu Ira semakin resah.

Bakteri-bakteri di mulut mulai resah, mereka ingin mendemo bu Ira. Tapi agak takut karena demo mereka akan membuat bu Ira semakin marah. Kalau marah dan dia akan tambah nyinyir akan semakin baulah mulutnya.

            "Apa yang harus kita lakukan?"

            "Apa kita harus keluar dari mulut bu Ira?

            "Tapi kalau pindah mau pindah ke mulutnya siapa? Semua sudah punya bakteri sendiri."

            "Bagaimana mencegah agar bu Ira gak suka nyinyir?"

            "Harus dikasih kegiatan agar fokus gak mikirin soal nyinyirannya."

            "Tapi aktivitas apa? Gimana memberikan aktivitas itu? Semua bakteri menggelengkan kepala. Diskusi yang akhirnya sia-sia belaka. Mereka gak bisa keluar dari mulut yang semakin bau. Sesak nafas mereka.

Tapi akhirnya mereka bakal lega. Kejadian yang tak terduga dialami bu Ira. Karena nyinyirannya di status di FB, bu Ira ditangkap polisi karena melanggar UU ITE. Dan saat ini bu Ira ada dalam tahanan. Dan mulutnya terdiam. Bu Ira tak bisa lagi mengelak dan membantah. Semua bukti sudah ada. Dan mulutnya mulai hilang baunya. Bakteri-bakteri mulai leluasa bernafas lagi. ruang mulut semakin segar. Baunya menghilang begitu saja bersamaan dengan diamnya bu Ira. Tapi kelegaan mereka hanya sebentar saja, karena bu Ira tak mau makan di dalam tahanan. Dan itu membuat bakteri-bakteri juga tak bisa makan. Mereka mulai kelaparan. Bakteri-bakteri itu mulai beringas . satu persatu sel-sel di dinding mulut bu Ira digigit. Banyak lubang yang terjadi dan darah mulai mengucur keluar. Mulut bu Ira mulai  muntah darah. Bu Ira dilarikan ke rumah sakit. Dan jiwa bu Ira tak tertolong lagi. Bu Ira mati dengan mulut yang terbuka . Bakteri --bakteri di mulut ikut mati bersama bu Ira. Akhirnya  kegaduhan yang terjadi hilang sudah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun