Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Seekor Anjing

29 Maret 2019   02:27 Diperbarui: 29 Maret 2019   03:33 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.pixabay.com

Aku , Dogi anjing yang diadopsi oma sejak berumur 5 bulan. Aku bersyukur ada yang mau mengadopsi diriku yang terbuang di bak sampah. Bercampur dengan baunya sampah membuat diriku menjadi kurus kering. Tapi ditangan oma aku dipelihara dengan penuh kasih sayang. Sudah hampir 10 tahun aku menemani oma. 

Oma sekarang sudah tua, begitu juga diriku sudah mulai menua. Tubuhku sudah mulai renta. Seringkali aku lelah menemani oma jalan pagi dan sore hari. Semua hal tentang oma aku tahu pasti. Perasaannya dan masalahnya aku tahu benar. Oma selalu merangkul diriku saat dia merasa dirinya tak berguna atau merasa sedih. Kini di masa tuanya oma hanya tinggal dengan diriku. 

Opa sudah meninggal setahun lalu. Aku sendiri tak sedih saat opa meninggal tapi oma begitu sedih , padahal opa semasa hidupnya meninggalkan banyak luka pada oma, tapi oma tetap mencintainya. Sungguh  cinta yang begitu mendalam dari oma buat opa.

Kini aku berdiri di samping oma berdiri di ujung halaman rumah. Oma seperti menunggu opa pulang dari kantor. Duduk di bangku taman. Nafasnya sudah mulai sesak. Sama dengan diriku, aku juga mulai merasakan nafasku mulai sesak.

            "Dogi, sore ini kita duduk di sini lagi untuk kesekian kali, apa opa akan pulang?" tanya oma. Aku mengendus kakinya dan oma mulai mengelus kepalaku, ekorku mulai bergerak-gerak .

            "Dogi, kamu juga sudah tua, gerakanmu sudah tak selincah dulu ya." Oma mengelus lagi kepalaku. Dulu saat opa masih ada, oma selalu menunggu opa pulang. Tapi opa sering gak pulang, dia ada di istri mudanya. Tapi oma selalu setia menunggunya. Dan benar saja opa pulang kembali ke rumah oma dalam keadaan sakit. Oma mengurusnya dengan penuh kasih sayang. 

Aku merasa cinta oma adalah cinat sejati, dia tetap mencintai opa dalam segala hal. Tak pernah lelah mencintai opa walau hatinya sering terluka. Aku sering menjadi pendengar setia saat oma mulai mengeluh, mulai berkeluh kesah tentang dirinya yang sedih , cerita cintanya dulu dengan opa yang begitu indah. 

Cerita sedih dirinya yang harus kesepian karena opa lebih memilih wanita lain. Kini saat opa sakit, hanya omalah yang mengurusnya sampai meninggalnya opa. Oma menangisi lelaki yang sudah meninggalkannya lama tapi cinta oma masih sama seperti dulu. Aku ikut merasakan perasaan oma saat itu.

            "Lihat Dogi, sudah jam lima, sebentar lagi opa pulang."

            "Tapi, kenapa ya, kepalaku seperti agak pusing. Semua berputar-putar,"keluh oma. Aku menyuruhnya pulang, aku berjalan perlahan ke arah rumah. Oma mengikutiku dari belakang sampai kamar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun