Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Logika Sekuler Vs Logika Iman

13 Oktober 2010   06:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:28 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_288789" align="aligncenter" width="497" caption="Sedekah, Tidak Perlu Menunggu Kaya_dok.asrul"][/caption]

Rasulullah bersabda,”Hendaklah kalian mencari rezeki dengan bersedekah”. Bisa jadi kita menerima dengan ikhlas, atau bingung dan heran membaca atau mendengar seruan Nabi Muhammad Saw. tersebut diatas. Tapi sesungguhnya tidak perlu ragu dengan pernyataan itu, karena bukan fiksi, tapi fakta.

Karena menurut logika sekuler hukum ekonomi matematika, apapun yang kita keluarkan pasti mengurangi milik kita, itu benar, tapi justru hadist ini menyebutkan dengan bersedekah, kelak akan mendapat rezeki. Insya Allah.

Tentunya logika sekuler berbeda dengan logika iman, mengapa? Karena apapun yang kita dapat dari Tuhan YMK itu adalah nikmat. Karunia Allah Swt. jika mensyukuri nikmat itu. Terima kasih ya…Allah.

Setelah menerima kita mengasih atau memberi, itulah makna terima kasih. Karena kita mensyukuri nikmat Allah (laasyidannakum), Allah tambahkan lagi nikmat itu. Kita patuh, diamanahi lagi harta oleh Allah dan mensyukuri nikmat ini dengan pemersamaannya.

Nah, ternyata rezeki itu ada kuncinya (sebagaimana pekerjaan lainnya pula). Rezeki kuncinya “sedekah” maayunfiqu qoorobatin indallah. Apapun yang kau sedekahkan, kau infaqkan, kau zakatkan di jalan Allah, mendekatlah dirimu kepada Allah Swt.

Allah Maha Kaya, AlGani dan bahkan AlMugni, yang mengayakan, ArRazak Maha Pemberi Rezeki. Berarti dekat dengan Allah, Ya dekat dengan Maha Kayayang mengayakan, dekat dengan Maha Pemberi Rezeki.

Apapun yang kau infaqkan, berarti kau percaya pada-Ku (Tuhan YMK), kau beriman kepada-Ku, kau yakin kepada-Ku, sebagai pengganti atau penjamin rezekimu. Berarti tidak ada yang hilang, atau sia-sia, tidak ada yang tidak dibalas oleh Allah Swt. semua bermakna.

Kalau kita punya uang, kita percaya dengan bank, kita menabung sebanyak mungki di bank itu, karena kita percaya dengan bank itu. Uang kita tidak hilang, uang kita aman, bahkan plus dengan bungannya.

Lalu bagaimana dengan banknya Allah? Fii sabilillah…..Tidak pernah ada merugi,sebesar itu kepercayaan kita, sebanyak itu kita bersedekah di dalamnya.

Iman merupakan pelengkap logika, yang tidak logis menjadi logis itu hanya karena iman. Begitupun, bila sesuatu telah dikerjakan, namun masih menemui kendala-kendala atau gagal, dengan imanlah kita bisa menerima dan mengetahuinya. Sesungguhnya Islam adalah agama logika.

Lakun diinukum walyadin…Amin

asrulhoeseinBROTHER

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun