"Strategi adalah tentang membuat pilihan, pertukaran; ini tentang memilih dengan sengaja untuk menjadi berbeda." - Michael Porter
Memindahkan ibukota Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) sungguh tidak mudah. Ingat bahwa Indonesia adalah negara kesatuan, beda bila negara serikat itu sedikit agak mudah.
Apalagi ada kesan Presiden Jokowi terlalu paksa keadaan, apalagi dalam suasana tahun politik. Menghadapi Pemilu, Pilpres dan Pilkada serentak di 2024. Juga terlebih Presiden Jokowi habis masa tugas.
Jangan melihat pengalaman negara-negara lain pernah memindahkan ibukotanya perlu diingat hampir semua negara serikat seperti Malaysia, Amerika, Myanmar dan seterusnya. Kita ini negara kesatuan bukan federal, jauh akan lebih rumit alias ribet.
Baca juga:Â Surya Paloh Cengeng? Mau Beda Jokowi tapi Tidak Mau Terima Risiko
Coba bayangkan, bukan sebuah pekerjaan mudah memindahkan sekitar 500.000 orang dari Jakarta ke Kalimantan Timur yang dibatasi lautan. Ini perlu pemikiran dan pekerjaan yang sangat matang.
Butuh pembangunan tempat tinggal yang tidak sekedar rumah sederhana atau sangat sederhana, tapi harus layak, ini bukan pemekaran sebuah kabupaten asal adanya saja.
Pemindahan bukan seperti memindahkan barang atau orang dari Jakarta ke Solo, Semarang ataupun Surabaya. Bukan semudah itu, tidak boleh ada diantara pegawai IKN harus cari kontrakan di IKN. Itu semua ga boleh terjadi.
Baca juga:Â Jokowi Vs Surya Paloh? NasDem Harus Tarik 3 Menterinya sebelum di Reshuffle
Makanya, Presiden Jokowi sangat pusing bila dikaitkan dengan ahir masa jabatannya dan presiden kedepan tidak dalam jangkauannya.