Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Puan Capres! PDI-P Jadi Follower Koalisi dan Potensi Kalah Pilpres 2024

9 Oktober 2022   07:49 Diperbarui: 9 Oktober 2022   07:57 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa Ganjar, PDI-P Repot Cari Partner dan Kader Pecah

Benar bahwa PDI-P tanpa koalisi bisa mengusung pasangan capres-cawapres, karena memenuhi ambang batas pencapresan atau masuk kategori presidential threshold 20 persen.

Walau PDI-P memenuhi Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang tertulis bahwa pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumnya.

Namun PDI-P tetap harus berusaha menciptakan atau mengikuti koalisi, bila tidak, maka sudah pasti susah menuju kemenangan. Makanya kalau memaksa Puan menjadi capres, pasti susah menemukan cawapres yang mumpuni.

Ingat bahwa kondisi Pilpres 2024, akan ditrntukan oleh cawapres yang hebat, semua Capres yang ada hati-hati memilih cawapres. Penulis sudah beberapa bulan lalu pernah bahas kondisi ini, bisa baca artikel ini "Pilpres 2024: Cawapres Pegang Peran Penting, Salah Pilih, Kalah!".

Mau sendiri maju tanpa koalisi, lebih repot lagi menemukan cawapres yang bisa diterima oleh publik. Inilah disebut buah simalakama terhadap Megawati dan Puan bila meninggalkan Ganjar.

Karena sangat dipastikan, bila Megawati tinggalkan Ganjar, banyak kader PDI-P dan loyalis Ganjar serta Presiden Jokowi pasti berpaling ke pasangaan capres-cawapres lainnya.

Bukan main saat ini kondisi kebatinan Megawati dan para elit PDI-P sebenarnya sangat susah dan stres dengan adanya Puan memaksa diri maju sebagai capres.

Seandainya Megawati mengikuti realitas politik tanpa ambisius - elitabilitas - ingin majukan Puan sebagai capres, Puan tidak perlu repot dan bikin malu keliling daerah dan temui para Parpol yang suaranya dibawah dari PDI-P.

Blusukan, itukan menurunkan reputasi PDIP dan terlebih sebagai Ketua DPR RI, sampai meninggalkan tugasnya di Senayan. Ini semua tidak benar, mendahulukan Pilpres daripada tugas sebagai pimpinan atau Ketua DPR, wakil rakyat yang terhormat?!.

Coba kalau Megawati dan Puan sadar untuk berkaca pada realitas dan harga diri PDI-P, apa yang harus dilakukan tanpa susah payah blusukan, yaitu:

  • 1. Adakan penjaringan internal kader dan/atau diperluas non kader untuk memilih capres-cawapres, baru finalisasi dengan hak prerogatif Megawati. 
  • 2. Hak prerogatif Megawati ini kan lucu, tidak ada penjaringan. Langsung seenaknya memilih. Ilmu politik dari mana itu?
  • 3. Apresiasi perjuangan Ganjar yang sudah berada pada posisi elektabilitas yang tinggi.
  • 4. Fokus Puan sebagai cawapres dan Ganjar capres, maka Jokowi dan Mega akur.
  • 5. Puan sebagai cawapres dan Prabowo capres, maka Jokowi, Mega dan Prabowo akur. Pilihan poin empat, maka paslon dua pasang di Pilpres 2024.

Kecuali poin dua, poin satu, tiga, empat dan lima, itu baru masuk kategori pembelajaran politik beretika dan edukasi demokrasi yang benar. Baik pada kadernya maupun pada masyarakat, ini koq elit PDI-P menyindir terus Ganjar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun