Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Larangan Pemakaian Plastik dan Ganjalan di Benakku

7 Januari 2019   02:51 Diperbarui: 7 Januari 2019   03:00 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Penulis bersama Prof. Akbar dan Christine Halim, Ketum ADUPI di Surabaya (28/12/18). Sumber: Pribadi

Jakarta (7/1) - Malam ini penulis kembali menelusuri facebook sahabat diskusi yang juga ahli microplastik Indonesia, Prof. Dr. Akbar Tahir, PhD (Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar). Menemukan dan membaca status beliau dengan substansi sampah dan plastik dengan judul "Ganjalan Benakku".

Mungkin Prof. Akbar tidak menyadari dirinya bahwa penulis selalu mengejar setiap tulisan pendeknya di facebook dan selanjutnya dijadikan motivasi dan inspirasi dalam geliat penulis dipersampahan. khususnya sebagai referensi atau sumber ilmu untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang sampah plastik - microplastik - atau produk-produk makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan microplastik.

Malam ini tergelitik lagi dengan tulisan atau kalimat yang pernah penulis dengar langsung dari Prof. Akbar di Makassar dan Surabaya saat bersama Christine Halim, Ketum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) beberapa pekan lalu tentang sampah plastik, kontaminasi microplastik pada garam dan termasuk pengikisan ban motor dan mobil (campuran karet dan polyester) yang setiap hari terjadi, yang bergesekan dengan aspal beton atau cor beton jalanan yang lebih mudah mengikis ban kendaraan.

Lanjut Prof. Akbar katanya belum lagi dengan puntung rokok filter, cat anti air, dan sebagainya. Lalu, apakah pelarangan kantong plastik sekali pakai akan efektif..? Tapi lucu juga ya Prof..... kebetulan kita berdua "mungkin" termasuk perokok berat, apakah kita juga sudah menelan microplastik ? Hehehe

Maaf Prof. Akbar, sedikit edit kata-kata singkatan. Namun tanpa mengurangi makna dan bahasa, lalu reposting lengkap status tersebut di Kompasiana.Com di bawah ini agar bisa lebih banyak pembacanya, dengan harapan menjadi bagian dari pencerahan tentang sampah dan menjawab issu plastik di Indonesia yang merebak selama kurun waktu lebih dua tahun ini :

Ganjalan Benakku
(Tulisan lengkap Prof. Akbar)

Tiba-tiba banyak larangan terhadap bahan berbasis plastik, setelah melihat dan mendengar dalam medsos dampak berbagai jenis dan bentuk limbah plastik pada biota dan keindahan lingkungan laut.

Apakah larangan (dalam berbagai bentuk dan tingkatan Surat Keputusan atau Peraturan) memiliki dasar yang cukup kuat dalam penerbitannya..?? 

Apakah dengan diberlakukannya SK dan Peraturan tersebut akan serta merta mengurangi limbah plastik..?? Sesungguhnya, limbah plastik bukan hanya berasal dari kantong, sedotan (straw), gelas atau botol plastik sekali pakai.

Bagaimana dengan hasil pengikisan ban motor dan mobil (campuran karet dan polyester) yang setiap hari terjadi... belum lagi dengan puntung rokok filter, cat anti air, dsbnya.. Lalu, apakah pelarangan kantong plastik sekali pakai akan efektif..?

Mungkin saja, namun skalanya akan sangat kecil  karena hanya akan berlaku di pasar-pasar moderen, outlet shopping center dan sebagainya. Lalu bagaimana dengan pasar-pasar tradisional/becek yang penjaja-nya hampir semuanya menyediakan kantong plastik dalam berbagai ukuran secara gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun