Di balik kesederhanaan gerai kecil di Jl. Bimo Kurdo No. 31, Demangan, Yogyakarta, ada satu cerita yang layak disimak. Es Coklat Selaras bukan sekadar usaha minuman segar kekinian, tapi juga wujud nyata dari ketekunan seorang pemuda asal Pangandaran, Jawa Barat, bernama Yusuf, yang telah merantau di Yogyakarta selama sembilan tahun terakhir.
Duduk di bangku kecil di samping gerainya, Yusuf bercerita dengan santai namun penuh makna. "Awalnya aku bukan jualan es coklat, lho. Tahun pertama tuh aku jualan baso bakar," katanya membuka obrolan. Namun bisnis itu tidak berjalan lama. "Rasanya kayak nggak klik aja, mungkin bukan jalannya. Akhirnya aku berhenti."
Setelah mencoba dan gagal, Yusuf tidak menyerah. Ia justru semakin termotivasi untuk mencari usaha yang lebih cocok. Lulusan S1 Ilmu Komunikasi dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini akhirnya memutuskan untuk menjual es coklat, dengan pertimbangan sederhana tapi kuat.
"Es coklat itu minuman yang relatif disukai banyak orang," jelas Yusuf. "Dari anak kecil sampai orang dewasa, semua suka. Apalagi di lingkungan mahasiswa seperti Sapen, minuman yang segar dan manis itu cepet banget narik perhatian."
Strategi Jitu: Lokasi dan Target Pasar
Pilihan Yusuf untuk membuka gerai di kawasan Sapen, Demangan, bukan tanpa alasan. Ia sangat paham karakter daerah ini karena telah tinggal di Yogyakarta selama hampir satu dekade.
"Sapen itu rame, deket sama kampus UIN. Lalu lintasnya padat, dan masyarakatnya udah hafal banget dengan lingkungan sekitar. Cocok banget buat jualan es coklat," ujarnya.
Dengan lokasi strategis dan produk yang digemari, Yusuf memulai Es Coklat Selaras sekitar dua tahun lalu. Meski usahanya kini mulai stabil, perjalanan ke titik ini penuh liku.
Kualitas Premium, Harga Mahasiswa
Dari awal, Yusuf menanamkan satu prinsip dalam usahanya: menyajikan minuman dengan bahan-bahan premium, tanpa mengorbankan harga.