Ketika membicarakan bertopik siswa, apalagi ketika pandemi. Ada saja karena kelakukan siswa, menjadikan guru sedikit marahnya dan ada juga yang sedikit-sedikit marah, hehe.
Seperti yang diceritakan salah satu guru saya yang mengajar bahasa Indonesia ini. Beliau dibuat susah karena satu kelas tidak mengumpulkan tugas video yang diberikan gurunya. Walaupun sang guru marah hebat, beliau berusaha menghubungi siswanya untuk mencari letak permasalahannya.
A: "Hp saya rusak tidak bisa untuk rekam video, Pak."
B: "Saya lupa kalau ada tugas itu"
C: "Saya kemarin tidak enak badan"
D: "Tugasnya ituloh Pak. Banyaaak."
E : (tidak ada balasan dari siswa)
Begitulah serba-serbi jawaban dari "Siswa Darling". Menurut saya, siswa darling inginnya dimanja. Siswa tidak mengumpulkan tugas, gurunya yang berusaha tanya duluan.Â
Siswa tidak mengikuti pembelajaran, gurunya bersusah payah menghubungi siswa. Ketika mendekati ujian dan nilai siswa masih kosong, guru beserta wali kelas sambang ke rumah siswa untuk membantu permasalahan siswa. Ehh.. ternyata siswanya sedang adu burung, siswanya sedang balap motor, siswanya sedang main game di warkop.
Itu jika satu, dua, atau tiga siswa, apabila ada sepuluh, dua puluh, lima puluh bahkan lebih siswa bermasalah?Â
Belum lagi, siswa darling terkesan tidak peka akan perhatian. Ditanya baik-baik, katanya menganggu. Sampai-sampai nomornya guru pun diblokir.Â