Mohon tunggu...
Hasan Arbi
Hasan Arbi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksistensi Tradisi "Lufu Kie'' Tidore pada Era Modern

7 Desember 2017   23:13 Diperbarui: 8 Desember 2017   02:26 2648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: flickr.com/igaleri

Dapat dikatakan bahwa generasi Y meskipun sudah terkontaminasi dengan arus golbal, tetapi masih kental dengan tradisi dan budaya di daerah, khususnya Tidore. Kekhawatiran terpusat pada generasi Z. Generasi Z merupakan generasi yang tumbuh dengan kemajuan teknologi pesat, dan internet global telah menjamur dalam kalangannya. Generasi Z adalah generasi yang paham betul mengenai implikasi di zaman modern. 

Oleh karena itu, mereka cenderung sedikit lemah dalam hal tradisi dan kebudayaan yang dianggap kuno. Dengan berkiblat terhadap kebudayaan barat, menjadikan generasi Z sebagai generasi yang ahli dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Hadirnya gawai sebagai alat praktis dalam berkomunikasi di manapun dan kapanpun menyebabkan semua perihal pendidikan dan kebudayaan masa lalu dapat dipelajari hanya menggunakan akses lewat perangkat tersebut.

Peralihan generasi yang tidak sepenuhnya tersalurkan dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya, seperti tradisi dan budaya. Ketidaklengkapan tersebut menyebabkan sikap apatis terhadap warisan para leluhur. Oleh sebab itu, generasi Y dan Z adalah generasi yang menentukan eksistensi tradisi Lufu Kie pada generasi selanjutnya, yaitu generasi awal abad 21, generasi Alpha.

 Generasi yang lahir pada 2010 merupakan generasi pencetus abad 21 yang dibesarkan di era serba digital yang berpusat pada internet sehingga generasi ini lebih dekat dengan akses internet dibanding tradisi dan budaya lokalnya. Dengan demikian generasi Y dan Z perlu mengenalkan warisan leluhur pada generasi Alpha agar tradisi sepenuhnya teralihgenerasikan karena perbedaan generasi, beda pula cara untuk menjaga eksistensi tradisi, salah satunya Lufu Kie.

Kesimpulan

           Modernisasi dan globalisasi tidak dapat dihindarkan, melainkan dihadapi sebagai bentuk loyalitass terhadap warisan budaya. Tradisi Lufu Kie yang berubah bentuk menjadi Parade Juanga merupakan sebuah keprihatinan karena gelombang globalisasi yang turut andil di dalamnya. Oleh sebab itu, upaya dalam melestarikan tradisi Lufu Kie tidak lepas dari kebijakan Pemerintah Kota Tidore dan pihak Kesultanan Tidore. Pengikisan tradisi yang tidak dapat ditolak dan kemajuan teknologi yang marak menjadi faktor ancaman dalam eksistensi tradisi Lufu Kie. 


Di samping itu, melemahnya pariwisata Tidore yang kurang maksimal dalam mengenalkan tradisi Lufu Kie kepada generasi selanjutnya dan khalayak semakin menenggelamkan eksistensi tradis Lufu Kie sendiri. Namun, melalui perayaan Hari Jadi Tidore yang eksis tiap tahunnya, diharapkan dapat melestarikan warisan para leluhur terdahulu. Dengan demikian eksistensi tradisi Lufu Kie tetap gema walau hentakan zaman dari berbagai sudut.

            Pergantian generasi serta perubahan tatanan msyarakat sebelumnya ke masyarakat selanjutnya termasuk salah satu faktor yang berperan dalam mempertahankan tradisi Lufu Kie. Generasi Y dan Z yang merupakan generasi terakhir di abad 20 menjadi penentu eksisnya tradisi Lufu Kie pada abad ke-21. Oleh karena itu, regenarasi merupakan hal yang patut dijalankan agar warisan leluhur tidak dilupakan. 

Awal abad ke-21 menjadi pembuka kiblat baru dari Barat ke Timur. Kemajuan pesat para negara Asia diprediksi menjadi tonggak abad 21 sehingga generasi Alpha sebagai pencetus diharapkan mampu mewarisi tradisi Lufu Kie dengan tetap dijalankan meski putaran zaman yang semakin kejam menerpa.

Daftar Rujukan

Rahmawati, Ayu Diasti (et. al.). 2010. "Globalisasi Budaya dan Bahasa Indonesia Sebagai Indentitas Bangsa". Multiversa, Journal of International Studies, Vol 1 No1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun