Mohon tunggu...
S. Haryani C.
S. Haryani C. Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Writer

DM for Collaborate Artikel, Esai, Puisi, Narasi, dan Notulen Pertemuan 📍 Surabaya, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

SOP, (Pasti) Pengaruhi Kinerja Kami

5 Februari 2016   23:20 Diperbarui: 14 Juni 2016   16:34 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kalah oleh hujan. Mereka meronta mangeluarkan suara yang melebihi alam. Memperdebatkan tentang SOP (Standart Operasional Prosedure) organisasi yang sudah jadi. Pelaku-pelaku pembuatnya adalah BPH (Badan pengurus Harian) dan kepala setiap bidang. Ada kekuatiran, harap-harap cemas, aturan yang dibuat dilanggar sendiri. Betapa ketatnya suatu organisasi itu. Padahal para pelaku tidak mengaharap imbalan dan siap mengabdi. 

Semua tahu, SOP ada karena kembalinya BEM-F dan DLM. Penyusunan SOP-pun berdasarkan AD/ART mereka. Jika ingin membuat AD/ART sendiri untuk Hima jurusan, maka perlu diadakan MMJ (Musyawarah Mahasiswa Jurusan). Semua mahasiswa jurusan terlibat pada kegiatan tersebut. Dan itu pasti memakan dana dan waktu yang banyak. Lalu, jika peraturan itu dibuat untuk dilanggar buat apa? Bukankah pedoman dan peraturan ada untuk dilaksanakan? 

Yang menarik dari perdebatan mereka adalah kehadiran rapat anggota. Jika dua kali anggota tidak mengikuti rapat tanpa izin, maka anggota diberikan Surat Peringatan (SP). Masih dilakukan, anggota mendapat SP kedua. Bila dilanggar juga, anggota disidang bersama untuk mengeluarkan anggota dari organisasi tersebut.

Menyikapi kebijakan tersebut, memang cukup aneh. Keadilan yang seadil-adilnya belum meletak pada tempatnya. Keadilan melekat pada wadahnya. Bolehlah, memberi SP dan menyidangnya karena ketidakhadiran dalam rapat. Tapi, apakah setiap rapat punya kualitas yang sama? Menurutku tidak. Rapat pun tak tahu akan dilaksanakan berapa kali dalam satu periode. Seharusnya jika mau bersikap benar-benar adil, seharusnya bisa menentukan berapa  kali rapat dalam seperiode. Setiap anggota punya cuti rapat. Istilahnya, dari 100% pertemuan rapat, maksimal anggota menghadiri 75-80%. Sedangkan, permasalahannya terletak pada perjumpaan rapat. Intensitas rapat tidak bisa ditentukan secara langsung, kecuali rapat-rapat besar. seperti; rapat program kerja, dll. Sedangkan rapat untuk persiapan acara harus rutin dilaksanakan. Pedoman/peraturan dibuat untuk menyelesaikan masalah atau memberikan solusi. Bukan malah menambah-nambahi masalah, apalagi beban.

SOP, senang kami punya kamu. Kamu adalah satu diantara indikator kesehatan suatu organisasi. Tapi, hadirnya kamu di tengah-tengah kami melangkah akan mempengaruhi kinerja kami besar. Pengaruh buruk atau baik, aku juga tidak tahu. Tuhan, semoga kami dapat menjalin persahabatan baik dengan SOP. *Aaamiin...

Padahal niat kami berorganisasi adalah karena Tuhan. Ikhlas tanpa digaji. Membuat keluarga baru, menjalin silaturahmi. Mencari tawa-tawa yang tersembunyi. Saling menghapus kesedihan dan meluapkan emosi bersama, saling menanggapi rasa kasih.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun