Mohon tunggu...
Pak STO
Pak STO Mohon Tunggu... -

Salesman | penikmat dan pencinta bola | menyukai pariwisata | suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bagaimana Sepakbola Filipina Bisa Maju Pesat?

26 November 2018   21:37 Diperbarui: 27 November 2018   14:23 1929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesepak bola Indonesia Alberto Goncalves (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Filipina Alvaro Linares Silva (kiri) dalam laga lanjutan Piala AFF 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (25/11/2018).(Foto : Akbar Nugroho Gumay)

Penyisihan grup Piala AFF baru saja selesai. Kita baru saja menyaksikan betapa Timnas (Baca : Timnas Indonesia) sama sekali tidak menunjukkan kekuatan sesungguhnya. Kita semua terheran-heran dengan permainan Timnas yang tanpa pola, tidak ada greget sama sekali. 

Timnas AFF 2018 yang diharapkan dapat mematahkan kutukan dengan menjuarai Piala AFF tahun ini, justru menunjukkan performa yang mengecewakan kita semua. Ini kah hasil selama 24 tahun PSSI memutar Liga Indonesia? 

Sama sekali tidak menunjukkan kualitas Timnas yang sesungguhnya.Alhasil Timnas gagal total, tak lolos fase grup. Untuk kesekian kalinya hilang sudah harapan untuk merengkuh piala yang paling berpeluang kita rebut itu. Rasanya kita juga harus realistis untuk mendambakan trophy Piala Asia, apalagi Piala Dunia. Jadi trophy Piala AFF-lah yang paling mungkin kita raih saat ini.

Tapi apa daya, perubahan sistem turnamen tanpa tuan rumah dimana setiap tim mendapat jatah 2 kali home dan 2 kali away pun tidak membuat Timnas beruntung. Juara 4 kali Piala AFF Singapura selalu main bagus di turnamen ini, terbukti Timnas dibekuk 0-1 di Singapura. Thailand pun masih begitu superior, di Jakarta saja mereka sulit dikalahkan, apalagi di Bangkok. 

Akhirnya Timnas terbantai 2-4 di Rajamangala Stadium. Melawan Timor Leste Timnas juga tidak maksimal, bahkan sempat ketinggalan 1 gol meski akhirnya menang 3-1. Terakhir melawan Rising Star Philipina, dan pasukan Bima Sakti pun tertunduk, mesti tidak kalah, namun hasil imbang 0-0 seakan menambah rekor buruk Timnas. 

Meski peluang lolos fase group sudah tertutup, masyarakat berharap laga terakhir menjadi laga hiburan dengan memperbaiki penampilan dan memenangkan laga. Harapan tinggal harapan, Timnas tak mampu mencetak gol pada laga yang dihelat di GBK. 

Filipina berhasil mengimbangi dan bahkan mempersulit Timnas. Tim yang pada Piala AFF tahun 2002 pernah kita cukur 13-1, kini menjelma menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan. Filipina yang dahulu hanya sebagai pelengkap penderita dalam gelaran Piala AFF, kini menjelma menjadi kekuatan baru sepakbola Asia Tenggara.

Pada gelaran Piala AFF tahun 2018 ini perjalanan The Azkals sudah bisa kita prediksi dari awal bakalan mulus. Hal ini tentu berdasarkan performa tim yang sekarang diasuha Sven Goran Eriksson tersebut. Lolosnya mereka ke Piala Asia 2019 menyingkirkan Tajikistan tentu bukan hal kebetulan, hal tersebut mencerminkan kekuatan tim berperingkat FIFA 116 tersebut. 

Menang melawan Singapura dan Timor Leste adalah modal yang sangat penting bagi mereka. Dan akhirnya mereka lolos ke Semi Final untuk keempat kalinya dalam lima kali penyelenggaraan AFF Cup terakhir. 

Rasanya untuk masuk final hanya menunggu waktu saja. Dan saya kira itu adalah lompatan besar Filipina, negara dimana sepakbola bukanlah olah raga favorit. Sebagaimana kita ketahui basket adalah olah raga terfavorit di Filipina, mungkin pengaruh Amerika Serikat yang pernah menjajah negeri ini.

Jika kita flashback beberapa tahun lalu, tepatnya pada tahun 2010, Irfan Bachdim dan kawan-kawan sudah cukup kesulitan mengalahkan mereka di semi final Piala AFF kala itu. Selang 4 tahun kemudian, yakni pada gelaran Piala AFF 2014 di Vietnam, akhirnya kekalahan melawan Filipina terjadi. Kurnia Mega, Rizky Pora dkk seolah tak berdaya melawan Younghusband cs. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun