Mohon tunggu...
hartoyo putro
hartoyo putro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja seni desain grafis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Goal Project FIFA di Indonesia Menguap Begitu Saja?

17 November 2012   04:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:12 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Menurut situs FIFA, tujuan dari Goal Project adalah memungkinkan setiap asosiasi anggota FIFA untuk menerima dana untuk proyek-proyek pembangunan sepak bola yang merespon kebutuhan khusus dari asosiasi federasi sepakbola nasional masing-masing negara mereka.

Diluncurkan pada tahun 1999 oleh Presiden FIFA Joseph S. Blatter, sampai saat ini Goal Project memberikan dukungan yang diberikan selama lebih dari 500 proyek pembangunan di seluruh dunia, dengan total USD 200 juta yang telah diinvestasikan di dalamnya.

Dengan memberikan kontribusi terhadap dunia sepak bola dunia, FIFA telah membantu dan terus membantu membangun markas asosiasi nasional, akademi pelatihan dan lapangan buatan (sintetis) dan rumput. Dalam melakukan hal itu telah menjadi tujuan utama Presiden FIFA memberikan asosiasi nasional dengan sumber daya yang paling tidak berupa infrastruktur yang mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan mereka di tiap federasi sepakbola masing-masing.

Proyek ini telah berkembang selama bertahun-tahun dan terus untuk memenuhi tujuan ini dengan mendanai rencana untuk memperluas dan membarui infrastruktur, sementara juga memungkinkan asosiasi anggota untuk mendanai berbagai proyek: penciptaan akademi pemuda, modernisasi sistem komputer nasional asosiasi, dan promosi sepak bola wanita, dan futsal,sepak bola pantai, dll Misalnya, melalui proyek Goal Football, dana disediakan selama tiga tahun untuk pembangunan akademi sepakbola tingkat junior /muda.

Untuk siklus 2011-2014, dan dengan persetujuan dari Kongres, Komite Eksekutif FIFA telah menetapkan dana untuk setiap proyek Goal sebesar USD 500.000. Selain itu setiap proyek harus diserahkan ke Biro  Pengesahan dari FIFA untuk mendapatkan persetujuan.

Menari disini adalah menurut situs resmi FIFA juga, Indonesia telah menerima Goal Project dari FIFA mulai pada tanggal 1 Mei 2003 untuk membangun sebuah tempat pusat (Kompleks) pelatihan timnas Indonesia. Sebagai akibatnya proyek itu kembali diserahkan kepada Biro Pengesahan FIFA pada tanggal 21 Maret 2007  untuk segera direvisi. Proyek ini sekarang akan melakukan renovasi parsial dari sebuah pusat pelatihan untuk disesuaikan dengan konsep "rumah sepak bola", yaitu sebuah lokasi pusat menggabungkan markas asosiasi, ruang kelas, akomodasi untuk tinggal semalam, ruang futsal, kolam renang , beberapa sepakbola lapangan dan fasilitas lainnya untuk tim nasional.

Daerah yang digunakan oleh asosiasi sepakbola setempat menempati sedikit lebih dari sepertiga dari seluruh kompleks, yang pemiliknya telah menandatangani sewa selama lebih dari 30 tahun dengan Asosiasi Sepakbola Indonesia (PSSI). Kompleks ini juga rumah bagi Indonesia Premier League klub PELITA JAYA. (sumber:http://www.fifa.com/mm/goalproject/IDN_ENG.pdf)

Dan di era sekarang, ketika Timnas Indonesia baru di tingkat junior hingga senior, membutuhkan kompleks atau pusat training camp milik sendiri. Dana FIFA melalui Gal Project tahun 2003-2007 digunakan untuk membangun salah satu Klub yaitu PELITA JAYA. Dan hingga hari ini tak ada lagi berita atau dari pihak FIFA untuk mengaudit PSSI di era NH dkk. Semoga dari data FIFA mengenai Goal Project yang lalu itu, PSSI era DAH dan Sekjen nya bergerak cepat untuk melaporkan hal ini.

Timor Leste yang baru diterima oleh FIFA sejak 2005, telah mendapatkan Goal Project FIFA sejak tahun 2011. Goal Project pertama adalah pembangunan kantor FFTL. Dengan biaya 400.000 dolar AS (Rp 3.512 miliar) dari FIFA, kantor FFTL berdiri megah di ibukota Timor Leste, Dili. Setelah enam bulan membangun kantor FFTL, langsung dilanjutkan oleh GoalProject II, yakni membangun Xanana Sports Center, yakni training camp untuk tim nasional dari federasi yang baru bergabung dengan FIFA ini. Untuk pembangunan pemusatan latihan timnas yang bisa menampung 26 pemain ini, FIFA mengucurkan dana 400.000 dolar lagi. Hingga akhirnya Timnas Timor Leste dengan pasti perlahan - lahan menjadi salah satu kekuatan sepakbola ASEAN baru. Dengan didukung beberapa pemain naturalisasi Brazil dan Portugal di tubuh tim senior dan talenta muda di tingkat junior.

Akhirnya mencermati beberapa pandangan yang ada dan kesimpulan kenapa Indonesia tidak bisa menjuarai Piala AFF, karena mafia yang telah menjadi gurita di sendi-sendi kehidupan sepakbola kita. Lumayan di tingkat junior tetapi tidak di tingkat senior. Semoga Timnas Indonesia era Bachdim cs ini akan menjadi awal yang bagus untuk memulai timnas Indoneisa senior yang baru dan saya berharap PSSI era DAH bisa membuat PSSI menjadi bersih,tegas, dan kuat didalam menghadapi segala cobaannya...Bravo timnas Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun