Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Torang Sitorus: Sosok Terang dari Gunung

11 Oktober 2023   15:24 Diperbarui: 11 Oktober 2023   15:49 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah juga saya dipinjamin jam tangannya yang mahal. Sampai di rumah, saya nyaris digebuk bapak saya. Dikira saya anggota dari sindikat pencurian barang-barang berharga. Setelah saya jelaskan bahwa itu punya Torang, baru bapak maklum. Tetapi disuruh segera dikembalikan esok harinya, takut kalau rusak atau lecet, tak sanggup ganti.

Kembali lagi pembahasan mengenai Torang Sitorus, dari dulu dia memang kreatif banget. Pokoknya untuk urusan seni & kreatifitas, dialah juara umumnya. Sementara saya cukup puas menjadi juara harapan nomor urut 17.

Waktu ada tugas dari guru kesenian untuk membuat prakarya, saya cuma kepikiran bikin centong dari bahan tempurung kelapa hasil mulung, serta bilah-bilah bambu hasil nyolong. Jenis prakarya yang setelah guru kasih nilai enam ala kadarnya, lalu langsung dibuang ke jurang terdekat.

Kalau Torang Sitorus, dia malah udah kepikiran bikin sesuatu dari bahan-bahan yang dibeli dari toko. Bukannya sok tajir (walaupun dia memang tajir), tapi saya melihat dia kalau untuk aktifitas yang berbau seni & kreatifitas, dia akan mengerahkan 175% kemampuan terbaiknya. Benaran bukan 100%, tetapi 175%.

Saya masih ingat frame foto dari biji-bijian yang disusun dengan sangat rapi & artistik. Biji-bijian maksudnya biji palawija ya, bukan biji salak atau biji yang lainnya. Penting ditegaskan perkara biji ini agar tidak ada celah untuk pikiran durjana untuk piknik kemana-mana.

Ada juga aksesori berupa gelang, kalung, pin & lain sebagainya yang zaman now disebut handmade art & craft. Padahal itu sudah 30 tahun yang lalu, tetapi sepertinya ide & kreatifitas dia masih relevan untuk masa sekarang. Saya baru ngeh ternyata dulu kamu visioner sekali, sobat!

Pokoknya, prakarya dia adalah type prakarya yang setelah guru kasih nilai 100, trus dibuang ke jurang? Tidak! Tapi jadi rebutan para guru untuk dibawa pulang atau dilelang.

Kami pernah janjian mau ketemuan waktu di Jakarta, sekedar reuni dan bernostalgia setelah kami sudah sama-sama om-om. Tapi berhubung saya waktu itu masih mas-mas kantoran yang berangkat pagi bersama setan-setan kesiangan, pulang malam bersama soang-soang yang kemalaman, akhirnya batal bertemu. My loss!!!

Puncak kebanggaan saya waktu membaca profil dia ditulis di koran Kompas. Bukan cuma sekali, tetapi beberapa kali. Diliput stasiun TV juga pernah atas dedikasinya dalam bidang seni & budaya. Saya saja belum pernah. Lho, emang saya siapa ya? Harrys Simanungkalit? Siapa sih neraka? Who the hell?

Tadinya saya sempat kaget campur senang ketika dia tiba-tiba menjadi sosok penting dalam bidang seni & budaya skala nasional dan internasional yang berkonsentrasi pada ulos Batak. Dulu dalam bayangan saya, dia kelak akan menjadi seseorang yang berkecimpung dalam bidang Art & Craft dengan scope yang modern.

Ternyata bayangan saya tidak melenceng terlalu jauh, masih ada benang merahnya. Ulos Batak dulu hanya identik dengan acara adat Batak dan berkonotasi 'sepuh'. Di tangan Torang, ulos Batak kini naik kelas menjadi modern stuff, 'ready to wear' material, salah satu item yang dipakai lenggak-lenggok di catwalk acara fashion show, dipamerkan di venue exhibition, bahkan menjadi objek buruan para collector item.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun