Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kamus Kecil Kebaikan

22 Januari 2018   07:03 Diperbarui: 13 Oktober 2021   15:48 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: @kulturtava

Munir, kata Pandji, adalah orang yang mau mengorbankan kenyamanannya supaya orang lain lebih nyaman. Dan, Munir adalah orang baik. Ia bisa saja hidup lebih baik, tapi Munir lebih memilih untuk mengurangi kenyamanannya karena Munir melihat ada orang-orang yang ingin ia bantu.

***

Malam itu saya benar-benar ingin ke warkop. Lapar dan kantuk, adalah 2 alasan yang tidak perlu dielakkan. 

Tapi teman yang malam itu bertugas dengan saya tidak mau. Sepertinya sedang sibuk perang agar supaya menjadi legenda di sabaknya. Yha sudaaaah~

Angin dan rintik hujan menemani langkah saya menuju warkop. Lampu jalan dan segerombolan anak sekolah yang semalam itu masih nongkrong, saya lewati dengan acuh. Lapar dan kantuk, seringkali, bisa membuat kita hilang simpati. Maka, keduanya mesti saya jaga agar supaya tidak begitu.

Sialnya warkop sedang penuh. Banyak yang sedang ngopi-ngopi dan makan mie. Saya melipir ke sebuah bale-bale tempat si pemilik warkop menyimpan bahan-bahan gorengan. 

Ada beberapa kaleng besar berisi tahu, 2 tandang pisang dan sepalstik besar (sepertinya) ubi. Segelas kopi hitam dan 3 potong gorengan saya pesan. Inikah makanan surga yang Tuhan janjikan?

Tiba-tiba datang seorang kakek. Tentu sudah tua. Entah berapa umurnya. Yang jelas ketika Soekarno membacakan proklamasi kakek itu sudah ada. 

Ia duduk dan megeluarkan banyak sekali sayuran bayam yang sudah terikat-ikat dari beberapa kantung plastik merah besar.

"Boleh saya bantu?" tanya saya. Kakek itu menoleh dan langsung menjawab tidak usah. Yha sudaaaah~

Ikatan pada bayam satu-per-satu kakek itu lepaskan. Banyak sekali. Dan, tentu saja aneh. Buat apa dilepaskan? Bukannya memang menjual bayam itu per-ikat? Apa karena ini pasar (Palmerah)? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun