Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gomah, Lebaran, dan Rendang

6 Juli 2016   17:40 Diperbarui: 13 Mei 2021   21:27 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembali ke fitri. Ketupat dan rendang bertemu lagi

Yang gomah maksud hancur seperti ini: daging rendang yang tidak berbentuk layaknya sering dijumpai di Rumah Makan Padang.

Saya ambil sesendok dan meletakkannya di piring. Saya cacah saja supaya makin tak berbentuk. Baru saya belah ketupat dan menguyurnya dengan sayur.

Ah, di piring, ketupat (sayur) dan rendang adalah pertemuan sahabat yang lama tak jumpa dan saling memaafkan.

Lampu teras saya nyalakan. Saya keluar dengan membawa sepiring mentung ketupat dan rendang.

"Diancurin begini malah enak. Bagus. Jadi nanti Peang bisa makan rendangnya sendiri, gak perlu disuapin lagi," kata saya, sembari menyuap sepotong ketupat dan rendang yang sedikit pedas manis.

Giliran Gomah yang masuk. Ke dapur. Di dalam ia menghancurkannya rendangnya. Seperti saya.


Sebelum berangkat solat Ied, Peang sedang asyik sendiri makan ketupat sayur dan rendang. Ketika saya minta hanya dikasih kuahnya doang.

Perpustakaan Teras Baca, 6 Juli 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun