Mohon tunggu...
Harry Hardian
Harry Hardian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sosok Kante Si Pengangkut Air Jadi Kunci Gelar Liga Primer

1 April 2017   11:28 Diperbarui: 4 April 2017   23:00 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk victor wanyama tottenham

Bisa dibilang Chelsea kini lagi kedinginan, berada di puncak klasemen Liga Inggris. Apalagi kalau pakai kupluk, bawa senter, sambil memegang papan bertuliskan ‘vila’, sudah pasti makin mantap mereka ada di Puncak.

Banyak yang beranggapan bahwa faktor keberhasilan Chelsea adalah pertahanan kokoh dan pemain depan yang semakin menunjukan tajinya. Eits, tapi jangan hiraukan pemain yang dapat memberikan kenyamanan pemain belakang dan umpan matang bagi pemain depan, yaitu sosok N’Golo Kante.

Ketika Leicester menjuarai Liga Primer Inggris, Kante menjadi bagian penting, sebagai ruh permainan “The Foxes”. Kante menjadi sosok katalisator yang memainkan peranannya dengan sangat baik. Badannya memang kecil, tapi ototnya otot kawat tulang besi bagaikan Gatotkaca.

Robert Huth tidak harus bersusah payah merebut bola di jantung pertahanan sendiri. Sedangkan Ryad Mahrez dan James Vardy leluasa mengobrak-ngabrik pertahanan lawan tanpa harus turun jauh memikirkan pertahanan, apalagi sampai memikirkan cicilan kredit rumah.

Musim lalu, Leicester begitu sulit ditembus pemain lawan. Total hanya menderita 3 kekalahan dan kebobolan 36 gol. Kalau katanya statistik, Kante berhasil melakukan 4,7 tekel dan 4,2 intercept per pertandingan.

Semuanya berjalan dengan nyaman, seperti bahu pria yang enak banget disenderi oleh kepala kekasihnya yang cantik itu. Mana seksi pula.

Namun selepas kepergian Kante, Leicester bagaikan tim pesakitan. Bahkan dibilang seperti sekumpulan zombie yang tak tahu arah. Mereka jadi hobi kalah, sulit meraih kemenangan, dan mudah kebobolan. Baru pertengahan musim ini saja, Leicester city sudah menderita 14 kekalahan dan 43 kebobolan.

Berkah bagi Chelsea yang berhasil mendaratkan Kante. Rejeki memang tidak ke mana. Hadirnya Kante di lini tengah Chelsea memberikan determinasi tinggi. Sulit bagi para pemain tengah lawan untuk merangsek masuk.

Meski sudah ketuk pintu dan mengucapkan ‘Assalamualaikkum’ pun juga belum tentu dipersilakan masuk oleh Kante. Baru menjejakkan kaki di keset bertuliskan ‘Welcome’ saja, sudah langsung diusir oleh Kante. Boro-boro dibikinkan minum.

Tekel dan intercept yang baik memang menjadi nilai plus bagi Kante sebagai gelandang bertahan. Kalau mau melamar kerja lewat Jobstreet, dia sudah memenuhi kualifikasi “good command of english both written and spoken“. Dia sudah menjadikan Chelsea merasa nyaman dengan unggul sembilan poin dari pesaing terdekatnya.


Kante tentu mengingatkan kita pada sosok Claude Makalele, yang juga sama-sama dari Prancis, sama-sama berkulit pula. Bukan bermaksud rasis, tetapi memang faktanya dua-duanya berkulit gelap. Dan bukan suatu kebetulan bahwa mereka berdua pernah bermain di Chelsea dan berposisi sama, sebagai gelandang pengangkut air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun