Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menunggu Steak Tuna Spesial

13 September 2020   14:00 Diperbarui: 13 September 2020   14:11 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu sore di malam minggu yang ramai, tiga wanita muda baru saja memasuki sebuah restoran terkenal di pinggiran Kota. Ketiga orang yang bersahabat tersebut adalah anak-anak muda hits yang bernama Rara, Rani, dan Rita.

Restoran yang bernama 'Harapan' itu memang sering dikunjungi oleh mereka bertiga. Apalagi jika mereka sedang ingin saling curhat atau membicarakan hal penting lainnya.

Saat baru saja mengambil tempat duduk di pojok restoran, seorang pelayan langsung menyapa dengan ramah sembari menawarkan daftar menu. Daftar menu disambut oleh pertimbangan yang cukup alot oleh ketiga pemudi ini.

Singkat cerita, ketiganya akhirnya memesan makanan dan minuman masing-masing. Rani mengaku sudah makan sebelum datang bersama mereka. Ia pun hanya memesan jus jeruk.

Rita, seperti biasanya memesan nasi goreng telur mata sapi kesukaannya. Selain karena murah, penyiapan nasi goreng ini juga terbilang cepat, tapi tetap lezat.

Rara yang berpikir lebih lama dari teman-temannya, memesan sebuah menu baru yang sedang viral. Makanan tersebut adalah steak tuna spesial.

Meski harus membuatnya menambah pengeluaran yang cukup besar, ia rela. Pikirnya, setelah makanan sampai, menu viral itu akan difoto semenarik mungkin agar mengundang banyak like dan komentar.

***

Beberapa saat setelah menunggu, menu pertama tiba. Jus jeruk menjadi pesanan pertama yang selesai. Pelayan nampak membawa pesanan dari Rani tersebut bersama tiga gelas teh hangat sebagai bonus. Cara itu dilakukan restoran agar mereka bisa menunggu dengan lebih santai.

Menu kedua lalu datang beberapa menit kemudian. Adalah nasi goreng telur mata sapi kesukaan Rita yang sudah ada di atas meja dan siap disantap.

Sembari menyantap makanan, ketiganya terlihat sangat seru dalam kegiatan curhat yang semakin panas. Rani dan Rita sedang menikmati menu pesanan mereka. Sementara, Rara masih menunggu.

"Pesanan saya mana, yah??? Lama sekali!" keluh Rara.

Kedua sahabatnya maklum saja karena Rara dikenal sebagai orang yang paling tidak sabaran dalam menunggu sesuatu. Apalagi ketika orang lain sudah mendahuluinya, rasa tidaksabarannya akan makin meningkat.

Waktu terus berlalu.  Rara mulai tidak fokus pada pembicaraan bersama sahabat-sahabatnya. Matanya terus mencari-cari pintu dapur dan pelayan.

"Kapan makananku jadi? Ah, jangan-jangan orang-orang ini lupa dengan pesananku?!" Rara makin menunjukkan kekesalannya.

Rara mulai berdiri dan hendak mengarahkan langkahnya pada pelayanan untuk memberikan protes. Kedua sahabatnya berusaha menenangkan, namun tak digubris oleh pemudi yang terkenal keras kepala ini dan bermulut "tajam" ini.

Saat akan menuju ke tempat para pelayan yang sedang sibuk, sebuah piring beserta makanan yang terlihat lezat tiba-tiba menuju ke hadapannya.

"Maaf sudah cukup lama menunggu, kak," ucap sang pelayan sambil meletakkan menu pesanan Rara di atas meja.

Rara kembali duduk dan tidak jadi marah-marah.

"Ini steak tuna spesialnya. Karena ini menu baru, jadi ada bonus spesial hari ini, yakni burger keju ukuran jumbo. Selamat menikmati, kak," ucap Pelayan.

"Kenapa pesanannya lama sekali yah, kak? Sudah saya tunggu dari tadi lohhh!" ketus Rara tiba-tiba sebagai ekspresi kemarahan yang belum sepenuhnya padam.

"Ia, sekali lagi maaf yah, kak. Menu ini penyiapannya memang sedikit lebih lama dibanding yang lainnya. Karena, ikan tuna yang dipakai perlu diolah secara khusus. Proses memasaknya pun menggunakan sebuah resep khusus dari Jepang," pelayan menjelaskan.

Setelah mendapatkan penjelasan yang detail, Rara pun mengerti dan memaklumi "keterlambatan" pesanannya dibandingkan sahabatnya yang lain.

"Ran, Rit, makan dulu yah. Udah lapar sekali nih," kata Rara diikuti tawa dari Rani dan Rita karena tingkah sahabat mereka ini.

Garpu segera ditancapkan oleh Rara pada badan daging tuna. Pisau mengkilap lalu mengiris sisi steak di bagian kiri. Tak lupa, potongan steak pada garpu diolesi saus spesial yang membuat air liur makin menetes. Ditambah dengan beberapa sayur, lengkaplah sudah menu yang terkenal lezat ini.

"Hmmmmmmm.... Enaknyaaaaaa!!!!" baru suapan pertama dan Rara merasa seperti akan meleleh karena rasa steak yang dikunyahnya secara lembut.

"Masa? Coba dikit dong?!" Rani dan Rita yang terkejut melihat ekspresi Rara merasa penasaran.

Ketiganya mengakui bahwa steak tuna spesial hidangan restoran Harapan memang sungguh luar biasa.

"Sekarang aku sih percaya dengan kata orang di medsos. Steak ini memang enak banget, gak ada obat!!!" ungkap Rara dengan tatapan puas.

Ponsel diambilnya dari tas dan steak yang tinggal setengah itu difoto olehnya guna postingan di media sosial nanti. Ketiganya lalu melanjutkan makan dan curhat mereka.

***

"Ayo pulang," ajak Rara ketika malam sudah mulai larut dan piring-piring sudah kosong tak berbekas.

Saat hendak bergegas meninggalkan restoran, tiba-tiba seorang pelayan memberikan sepucuk kartu ucapan kepada Rara. Katanya, kartu itu diberikan khusus bagi orang-orang yang menjadi pemesan menu steak spesial oleh koki yang memasak makanan itu.

Merasa penasaran, mereka bertiga lalu bersama-sama membaca isi dari kartu yang dipegang Rara. Dalam kartu tersebut tertulis:

"Dear, pemesan steak tuna spesial. Terima kasih sudah memesan menu baru ini. Makanan ini memang membutuhkan proses yang cukup lama saat dibuat. Itulah mengapa, sebagian orang akhirnya membatalkan pesanannya karena tidak ingin menunggu. Jika anda sedang membaca pesan ini, maka selamat, anda adalah orang kesekian yang bisa merasakan sebuah menu masterpiece milik saya. Saya harap anda merasa puas dengan makanan anda. Kembalilah di lain waktu dan saya akan menyiapkan menu-menu baru yang tak kalah lezatnya. Dan, terima kasih karena sudah menunggu. Hal-hal terbaik yang dihidangkan memang membutuhkan waktu yang lebih. Tapi, akhirnya hidangan spesial akan memberikan kebahagiaan di waktu yang tepat. Salam hangat dari Sang Koki Spesial."

Setelah membaca isi pesan tersebut, Rara lalu pulang dengan rasa senang. Bukan hanya karena enaknya makanan. Ia pun tahu bahwa menu yang disantapnya memiliki cerita khusus, serta disiapkan oleh 'Koki yang Spesial' secara sungguh-sungguh.

***

Menunggu kedatangan menu makanan yang dipesan Rara itu seperti harapan. Semakin lama menunggu, bukan berarti "Sang Koki Spesial" tidak mempersiapkannya. Sabarlah, "Sang Koki Spesial" sedang mempersiapkan menu paling spesial agar dapat dinikmati dengan puas di saat yang tepat.

Selamat memesan, selamat menunggu, selamat menikmati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun