Mohon tunggu...
Harry Rahmadi
Harry Rahmadi Mohon Tunggu... -

Panggil aku Harry, aku sangat senang dengan hewan yg namanya anjing..karena aku bisa belajar banyak tentang makna "kesetiaan" lewat ciptaan Tuhan yang namanya "Anjing".

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Waiting...

11 Januari 2011   12:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:43 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Jam Karet by Ms.Complaint] Menunggu memang adalah hal yang paling membosankan, bisa bikin stress. Mulai dari menunggu hujan berhenti, nunggu antrian pipis apalagi kebelet bab, nungguin cowo/cewe yang 99% sempurna, nunggu telpon dari pacar, nunggu dipinang, sampai menunggu hasil pregnancy test. Apalagi? Menunggu giliran presentasi, menunggu hasil sidang, menunggu panggilan kerja, nunggu gajian, nunggu smoking break, menunggu karena pesawat delay, sampai nungguin batuk yang ngga sembuh-sembuh. Menyebalkan!

Siang tadi, saya janjian dengan seorang calon client untuk makan siang jam 12. Saya datang di restoran yang sudah disepakati lima belas menit lebih awal, dan menunggu sampai bosan. Saat jam menunjukkan pukul 12:30, saya kembali mengecek handphone, tak ada jawaban apa-apa, walaupun sudah saya tinggalkan pesan ‘sudah dimana‘?

Jam 12:45, melewati batas bosan, saya mulai stres. Saya menelpon, tapi tidak diangkat. Pikiran saya mulai bercabang kemana-mana. Apa dia lupa? Mungkin ketiduran. Saya menelpon lagi, tidak dijawab. Hmm, mungkin hpnya ketinggalan di rumah atau hilang, apa mungkin dia mengalami kecelakaan di jalan, dia dirampok kali. Saya tambah stres, mengingat ada janji ke dokter gigi jam 3 nanti, jam 5 ke salon, kemudian ke acara undangan pesta nanti malam. Lima belas menit kemudian, saya hanya bisa tersenyum, saat akhirnya dia datang dengan alasan kuno: kena macet. Great!

Menunggu seperti ini sangat, sangat tidak menyenangkan. Sayangnya, pada beberapa orang sering melupakan etika penggunaan waktu dan merasa waktu mereka lebih penting dan dibutuhkan oleh orang lain. Orang-orang seperti ini mungkin melakukannya untuk mendapatkan perhatian, sehingga mereka tidak terbiasa sadar, untuk menghargai waktu orang lain. Lebih baik mengatakan tidak pada suatu janji, apabila sedang sibuk, daripada membuat orang lain pasrah dengan tradisi jam karet.

Pertanyaannya adalah, mengapa orang lain bisa datang tepat waktu. Seseorang yang sudah dewasa, saya yakin mampu menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mandi, sarapan, berpakaian dan juga bisa menghitung berapa lama waktu perjalanan menuju tempat tujuan. Sediakan waktu extra ketika bepergian melalui daerah dan waktu rawan macet. Bila telat, apa susahnya komunikasi. There is always a way.

Sumber Gambar dan tulisan: www.mscomplaint.com

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun