Jika Allah tidak bertindak serta menegur kedua raja ini, mungkin Sara sudah pasti akan ternoda. Mari kita bayangkan diri kita berada dalam posisi Sara, dapatkah kita menoleransi kelakuan suami seperti Abraham ini? Bagaimana mungkin seorang laki-laki sejati bertindak seperti itu? Saat dia merasa bahwa nyawanya terancam, dia memilih untuk mengorbankan istrinya.
Satu perbuatan semacam ini mungkin sudah lebih dari cukup untuk membuat Sara marah, dan Abraham melakukannya sampai dua kali. Bagaimana mungkin ada istri yang mau menoleransi hal itu? Namun anehnya, Sarah sangat tunduk kepada Abraham dan mau berkorban demi Abraham. Lalu apa hasilnya? Sara mengalami perlindungan dari Allah. Allah secara langsung hadir untuk menyelamatkan dia. Jadi jangan mengira bahwa akan mudah bagi Sara untuk tunduk kepada Abraham. Sara bersedia tunduk kepada suaminya karena dia hidup taat dan takut kepada Allah. Oleh karena itu, dia menjadi berkenan di hadapan Allah dan menerima berkat-berkat-Nya.
Demikian halnya yang dialami oleh Ribka. Kisah ini tertulis dalam Kitab Kejadian 26:1-35 (tepatnya di ayat 7). Karena musim kelaparan, maka Ishak pergi ke Gerar, di tanah Filistin, dan tinggal di sana. Bersama juga dengannya, Ribka istrinya yang elok parasnya. Tetapi karena takut dibunuh jika orang mengetahui Ribka adalah istrinya, maka ia berkata "Dia saudaraku". Agaknya Abimelekh pun terpikat pada kecantikan Ribka.
Suatu waktu ia berjalan-jalan dan mengintip ke dalam kemah Ishak, Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan Ribka, istrinya. Lalu Abimelekh marah dan memanggil Ishak: "sesungguhnya dia istrimu, masakan engkau berkata: "dia saudaraku". Jawab Ishak kepadanya: "karena pikirku: jangan-jangan aku mati karena dia". Tetapi Abimelekh berkata: "apakah juga yang telah kauperbuat ini terhadap kami? Mudah sekali terjadi, salah seorang dari bangsa ini tidur dengan istrimu, sehingga dengan demikian engkau mendatangkan kesalahan atas kami". Lalu Abimelekh memberi perintah kepada seluruh bangsa itu: "siapa yang menggganggu orang ini atau istrinya, pastilah ia akan dihukum mati.
Apa yang bisa kita petik dari kisah ketiga wanita ini. Yang jelas Tuhan tidak pernah ingkar janji. Janjinya pasti akan digenapi, walaupun seringkali kita sebagai manusia masih sering mempertanyakan akan penggenapan janji itu. Â Karena ketidakpercayaan akan janji Tuhan membuat manusia menjadi sengsara sendiri.
Di dalam menghadapi pergumulan hidup seringkali kita memakai atau menempuh melalui jalan pikiran kita sendiri. Padahal Tuhan sudah berjanji akan menyertai kita sampai selamanya. Perlu diingat bahwa Tuhan berdaulat atas kehidupan kita. Artinya apa yang kita anggap mustahil Tuhan bisa melakukannya. Secara manusia tidak mungkin Sara, Ribka dan Rachel bisa menjadi ibu yang bagi segala bangsa dan bagi orang percaya, jika tanpa campurtangan Tuhan. Semua itu adalah rencana dan rancangan Tuhan. SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.
*****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI