Musa menghadapi keadaan mustahil sebagai ujian pada waktu bangsa Israel mencapai Laut Merah. Pada satu sisi terhampar barisan gunung-gungung Baal Zefon yang tidak dapat dilewati, sedang di sisi lain padang pasir yang luas yang tidak dapat diseberangi. Di depan mereka terbentang Laut Merah yang tidak dapat diseberangi, di belakang mereka terdapat tentara Firaun yang tidak terkalahkan. Ia sama sekali terkurung di tengah-tengah sekelompok orang yang cemas dan mengeluh karena menghadapi jalan buntu. Dalam pengalaman yang tak terduga dan melemahkan seperti itu, semangat bangsa itu merosot sampai di bawah angka nol. "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini?". Tetapi Musa sendiri, sebagai orang yang beriman, tetap bersandar pada Tuhan. Perintahnya hari itu kedengaran seperti khayalan belaka kepada bangsa Israel yang sudah kehilangan semangat itu, tetapi di dalam kenyataan hal tersebut sebenarnya memperlihatkan kepemimpinannya unggul.
Dalam pernyataan iman yang agung ini, Musa lulus dengan gemilang menghadapi ujian keadaan yang mustahil, dan ia dibenarkan dengan mulia oleh Allah. Dari kondisi yang mustahil sekalipun Musa mengajarkan bahwa kita harus tetap beriman dan bersandar pada kekuatan Allah. Walaupun di tahun 2025 mustahil kita bisa melewati dengan baik, tetapi jika kita punya iman seperti Musa, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil kita bisa lalui Bersama Tuhan. SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI