Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Musa Lolos Melalui Kompromi

3 Maret 2025   09:52 Diperbarui: 3 Maret 2025   09:52 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setiap orang pasti hidupnya ingin berhasil. Tentunya berhasil dalam segala hal, baik berhasil dalam membina rumah tangga, berkarir, bekerja, berkarya, bersosialisasi, berteman, bersahabat bahkan juga berhasil dalam mempertahankan imannya. Karena selain usaha yang gigih, iman kepada Tuhan juga salah satu factor yang menentukan keberhasilan seseorang. Untuk memperoleh keberhasilan tersebut tentu tidaklah gampang. Banyak proses yang harus dihadapi dan dilalui. Berat ringannya proses tersebut tergantung dari bagaimana kita menyikapinya. Jika kita menyikapi proses tersebut dengan tenang, senang dan sepenuh hati, maka hasilnyapun akan menyenangkan hati. Tetapi jika proses tersebut kita hadapi dengan berat hati apalagi dengan bersungut-sungut pasti hasilnya tidak akan memuaskan justru akan mengecewakan, baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain.

Anggaplah proses itu sebagai jalan menuju keberhasilan yang kita impikan. Jika proses tersebut kita anggap seperti ujian maka itu akan mendorong kita untuk melakukannya dengan baik semangat dan bertanggungjawab (seperti halnya ketika kita belajar di sekolah). Kita tahu hidup seseorang tidak bisa lepas dari ujian, sejak kecil, muda, dewasa sampai tua pasti kita akan mengalami yang namanya ujian.  Kecil besarnya ujian tergantung bagaimana kita menyikapinya. Ujian dianggap besar dan berat jika kita menyikapinya dengan perasaan berat, ujian akan menjadi kecil dan ringan apabila kita meresponi ujian tersebut dengan pola pikir positif.

Kadangkala kegagalan seseorang bukan karena besar kecilnya masalah tetepi lebih disebabkan karena sikap dan respon kita di dalam menghadapi masalah. Hidup adalah pilihan, tidak memilihpun itu sudah merupakan pilihan, Jika kita menghadapi masalah dengan pilihan pikiran yang positif, maka hasilnya akan positif pula, sebaliknya jika menghadapi masalah dengan pilihan pikiran yang negative, maka hasilnya akan negative pula.

Ujian muncul bisa dari dalam diri sendiri, bisa juga muncul dari sekeliling kita, ada begitu banyak cara dan rupa dari ujian itu, tetapi semua itu akan membawa kita ke arah sebuah pengalaman untuk lebih baik. Berikut beberapa ujian yang sering muncul dalam kehidupan kita:

Melalui Kompromi Musa Berhasil Membawa Bangsa Israel

Keluar Dari Tanah Mesir

Salah satu tokoh Alkitab yang berhasil dengan luar bisa dalam proses kepemimpinannya adalah Musa. Ketika Musa berhasil membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, tetunya bukanlah hal yang gampang dijalani. Musa harus melalui proses yang sangat rumit dan panjang. Proses yang dilalui oleh Musa adalah kompromi dengan Firauan seorang raja yang kejam dan bengis dari tanah Mesir.

Apa yang dimaksud kompromi disini. Kompromi adalah melepaskan sebagian prinsip demi tercapainya persetujuan. Jika kita setuju untuk menurunkan ukuran kita, maka ini selalu berarti satu langkah mundur, dan hal ini sering terjadi kalau kita mengadakan kompromi. Yang hampir selalu terjadi dalam kompromi ialah ukuran kita semakin merosot.

Kompromi Musa dengan Firaun bukanlah langkah mundur atau kompromi dengan dosa, karena kita tahu Firaun adalah seorang pendusta. Pergumulan Musa dengan Firaun merupakan contoh yang baik sekali mengenai tahap-tahap godaan untuk berkompromi. Pada waktu Firaun melihat niat Musa yang teguh untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir untuk berbakti kepada Tuhan, ia mempergunakan semua tipu muslihatnya untuk menghalangi Musa. "Beribadahlah kepada Tuhan," demikianlah saran yang pertama, "tetapi untuk itu tidak perlu meninggalkan Mesir. Beribadahlah kepada Allah dimana kamu berada." Pada masa sekarang orang akan mengatakan, "Jangan melalaikan agama." Tetapi tidak perlu berpandangan terlalu sempit dan sama sekali memutuskan hubungan dengan dunia.

Ini strategi yang sering dilakukan oleh iblis kepada orang percaya. Kamu setiap minggu harus kegereja, tetapi jangan terlalu focus karena pekerjaan masih menumpuk dan itu yang akan menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Kamu bisa saja mendengarkan kotbah dari pendeta tetapi jangan sepenuhnya percaya kepada dia, karena dia juga manusia berdosa. Kadang-kadang strategi ini cukup berhasil, sehingga ada diantara jemaat yang menyetujui saran iblis ini, tetapi tidak semua jemaat terjebak olehnya, artinya iblis gagal.

Demikian pula dengan strategi Firaun yang gagal maka Firaun menempuh cara berikutnya. Kata Firaun "Jika kamu harus pergi keluar dari Mesir untuk beribadah, kamu tidak usah pergi terlalu jauh. Pergilah sampai di luar perbatasan saja." "Agama baik dan perlu, tetapi kamu tidak dipanggil untuk menjadi orang yang fanatik. Tinggallah sedekat mungkin dengan dunia." Inilah caranya iblis menjauhkan orang percaya kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun