10 Tahun Meninggalkan Kompasiana

Kompasiana lahir 1 September 2008, saya kenal dan tertarik untuk ikut kompasiana yang pada saat itu seperti blog dan jurnalis citizen, siapapun boleh menulis dan akan tayang di website kompasiana. 

Tentu saja hal ini berbeda jika kita menulis di blog pribadi dimana kita sebagai "tuan rumah" dan hanya berinteraksi dengan pengunjung blog kita saja, berbeda halnya dengan Kompasiana dengan membawa nama besar Kompas tentu saja ada rasa kebanggan saat itu jika tulisan kita diterima dan menjadi headline pada kompasiana dan kita dapat berinteraksi langsung dengan sesama penulis dan pengunjung Kompasiana, Kompasiana seperti menjadi "keluarga besar" di dunia maya dimana terdapat saling dukung dan sanggahan terhadap berbagai macam pendapat dan opini yang ada.

Saya bergabung dengan kompasiana pada 11 Maret 2010 kemudian saya menulis aktif sampai tanggal 10 September 2010. Ada sebanyak 14 tulisan saya di Kompasiana, yang salah satu atau salah duanya pernah menjadi headline saya tidak ingat pasti, yang jelas saya senang sekali ketika tulisan menjadi headline Kompasiana. Namun kegiatan saya menulis terhenti karena kesibukan saya bekerja dan saya harus melanjutkan studi S2 saya sehingga saya pun melupakan Kompasiana berlahan-lahan

10 tahun berlalu, beberapa teman sempat mencapture beberapa tulisannya di kompasiana dan saya pun teringat lagi dengan kompasiana, tepat hari ini 23 Oktober 2020 saya membuka halaman website kompasiana dan saya mencoba menggunakan akun lama saya. Voila! ternyata berhasil saya masuk ke akun lama saya, yang sekarang ternyata telah berubah banyak, terdapat perubahan drastis pada kompasiana. Ya italah ibarat manusia 10 tahun adalah waktu yang cukup untuk anak mengenal dunia dan berubah. Kemana saja saya selama ini.

Saya jadi bersemangat lagi untuk menulis tentu saja tulisan saya akan berbeda dari 10 tahun yang lalu, Kompasiana saja berubah, sasa saya gak ? ha...ha...ha... Karena latar belakang saya sebagai arkeolog maka saya akan banyak menulis tulisan yang menyangkut dunia arkeologi dan sejarah budaya yang menurut saya menjadi kunci bagi kelangsungan Bangsa ini, tanpa tahu budaya dan sejarah bangsa, kita seperti pohon tanpa akar, kehilangan jati diri, tidak tahu harus kemana dan berbuat apa. 

Mudah-mudahan ini menjadi titik balik saya menulis kembali di Kompasiana setelah 10 tahun Vakum, Kompasiana aja berubah masa kamu gak ?

Salam

Nanterre Vile - Paris, 23 Oktober 2020