Mohon tunggu...
Harruka Azka
Harruka Azka Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Pamulang

Stay positive thinking, everything should be made as simple as possible, don't be afraid to be who you are just scream out and shout and follow the starts forget about the past that it's over.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Foto Tua

5 Desember 2020   01:38 Diperbarui: 5 Desember 2020   01:40 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari, ada seorang gadis berusia 12 tahun yang tinggal di Bandung di sebuah rumah yang sangat tua. Dia membenci rumah itu. Itu dingin dan lembab sepanjang waktu.

Ditambah lagi, tidak ada teman yang mau berkunjung karena diyakini oleh semua orang di lingkungan itu bahwa ada hantu yang tinggal di rumah. Gadis kecil itu ingin tahu tentang hantu itu, tetapi tidak ada yang akan berbicara dengannya ketika dia bertanya tentang hal itu atau sejarah rumah itu.

Rumah itu menakutkan, dan di saat malam hari lebih buruk daripada yang lain. Suatu malam, ketika Dia berada di kamarnya membaca salah satu buku favorite nya, tiba-tiba lampu kamarnya mati. Dia pikir bola lampu sudah mati. Dia tidak ingin mengganggu ayahnya yang sudah tidur, dengan meminta bola lampu baru. Jadi Dia meletakkan bukunya dan bersiap-siap untuk pergi tidur.

Tiba-tiba, ada ketukan pelan di jendela di samping tempat tidurnya. Dia melihat pantulan seorang anak perempuan, sekitar usianya, tercermin di kaca jendela.

Gadis itu berbalik untuk melihat kamarnya, tetapi tidak melihat apa-apa. Lalu, dia bangkit dari tempat tidur dan pergi ke pelitanya. Dia merasakan sesuatu yang basah di tanah. Dia menyalakan lampu, yang sekarang berfungsi dan melihat noda merah di tempat dia berdiri.

Lalu menghilang, itu bukan noda darah, karena merah terlalu cerah, hampir merah muda seperti cat. Dia menggaruk dinding biru kamarnya dan percaya atau tidak, di balik cat biru itu berwarna merah muda, warna gelap yang sama yang pernah ada di lantai.

Gadis itu berlari keluar dari kamarnya menuju kamar orang tuanya. Tetapi kemudian dia melihat sesuatu yang membuatnya membuka mulutnya untuk berteriak, meskipun tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

***

Pagi harinya...

Dia ingin sebuah bukti. Dia ingin tahu di pagi hari apakah yang dilihatnya adalah mimpi atau nyata. Dia mengambil sebuah foto di tempat tidurnya, dan tanpa melihatnya dia berlari untuk menjemput ayahnya.

Dengan marah, ayahnya naik ke atas. Gadis itu menunjuk ke tempat jerat itu berada, tetapi sekarang, hanya ada seutus tali dari perlengkapan menjahit ayahnya. Dia menuntun ayahnya ke kamarnya, untuk menunjukkan tubuh anaknya, akan tetapi sekarang tidak ada apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun