Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Alasan NasDem Bermain "Dua Kaki"?

27 Maret 2023   08:00 Diperbarui: 27 Maret 2023   08:06 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surya Paloh-Anies Baswedan (Kiri) dan Surya Paloh-Jokowi (Kanan), yang memperlihatkan politik dua kaki NasDem. (Foto: TribunGorontalo.com).

Ingin memenangkan Pilpres

Jika melihat pada berbagai survei yang ada bisa terlihat bahwa kepuasan presiden Jokowi masih terbilang tinggi yaitu dikisaran 70% yang berarti mayoritas masyarakat Indonesia masih puas dengan kinerja Jokowi saat ini, hal tersebut berbeda pada saat tahun-tahun terakhir pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kepuasan masyarakat sudah berada dibawah 50%.

Bila begitu apa yang dilakukan NasDem saat ini sebagai salahsatu cara untuk memenangkan Pilpres mendatang karena jika hanya mengandalkan suara oposisi peluang Anies yang identik dengan kubu oposisi akan sangat sulit untuk menang karena kepuasan terhadap Presiden Jokowi yang masih tinggi.

Dengan berada di kubu pemerintah diharapkan oleh NasDem bisa mengubah perspektif beberapa masyarakat yang mendukung Jokowi melihat sosok Anies sebagai penerus yang cocok menggantikan Jokowi yang tentu saja ini bisa menaikkan perolehan suara Anies pada hari pemilihan nanti.

Mempertahankan segmen pemilih

Bila pada artikel terdahulu yang berjudul "Perjudian" Nasdem Mengusung Anies Menjadi Capres dijelaskan salahsatu alasan NasDem mencalonkan Anies supaya mengubah segmen pemilih partai tersebut yang lebih berpotensi mendulang suara lebih banyak bagi NasDem.

Tetapi para pendukung loyal Anies yang mayoritas kebanyakan merupakan pendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu tentu masih tidak lupa bagaimana partai ini dengan mesin kampanyenya dan media pemberitaanya banyak mengkritik Prabowo ketika itu yang masih menimbulkan dendam yang masih sulit untuk diubah dalam tempo waktu 5 tahun saja.

Dengan masih berada di pihak pemerintah mungkin saja ini dilakukan Nasdem untuk mempertahankan segmen pemilih lamanya dengan berharap masih mampu mendapatkan suara dari pendukung Anies yang beberapa hasil survei terakhir mulai terlihat efeknya dengan mendapat elektabilitas sekitar 7-8% berbeda dengan elektabilitas Nasdem biasanya yang hanya mendapat sekitar 4% saja, tetapi berkat para calon anggota legislatifnya (caleg) membuat partai ini mendapatkan suara yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil survei yang beredar di masyarakat.

Ketiga faktor di atas kemungkinan besar yang membuat keputusan partai NasDem masih berada di pihak pemerintah, namun mencalonkan sosok capres Anies Baswedan yang dikenal lebih sebagai oposisi pemerintahan yang terkesan bermain “dua kaki” terdengar lebih masuk akal.

Dan tentu partai seperti NasDem yang didirikan oleh para politikus yang sudah malang melintang pada perpolitikan Indonesia sudah memikirkan secara matang segala keputusannya demi mempertahankan eksistensinya di dunia politik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun