Mohon tunggu...
Harris Maulana
Harris Maulana Mohon Tunggu... Insinyur - Social Media Specialist

Seseorang yang suka menulis tentang apa saja, sepanjang untuk menambah ilmu dan wawasan akan dilakoninya. Berbagai jenis pekerjaan sudah pernah dicobanya. Dengan latar belakang sarjana Planologi, memulai karir sebagai konsultan perencanaan wilayah dan kota. Lalu beralih menjadi konsultan Appraisal and Research, konsultan Property, Konsultan Digital hingga konsultan Public Relations. Sangat menikmati peran alternya sebagai blogger yang sudah membawanya ke berbagai tempat, bertemu dengan siapa saja dan satu hal yang sangat dibanggakannya bisa masuk Istana Negara dan bertemu dengan Presiden RI, karena tidak setiap orang bisa ke sana, kecuali kamu seorang teladan, tamu presiden atau tukang potong rumput istana. Pemilik akun twitter @harrismaul dan blog : www.harrismaul.com dan www.travelopedia.id

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kabar Buruk untuk Pengguna APTB, Mulai Hari Ini Naik Dari Halte Busway Bayar Dua Kali

1 Agustus 2014   18:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:41 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14068668921829798205

Per hari ini tanggal 1 Agustus 2014 para pengguna APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway) kini tidak bisa lagi membeli langsung tiket tujuan dari loket halte Busway karena mereka hanya menjual tiket Busway saja seharga Rp.3.500,- Dengan demikian bagi pengguna APTB harus membayar dua kali. Sekali di loket untuk membeli tiket busway dan sekali lagi membeli di atas bis APTB sesuai tujuan akhir. Hal ini berlaku juga untuk BKTB (Nggak tau singkatannya apa), Kopaja AC dan Kopami yang selama ini menggunakan jalur busway.

Berakhir sudah masa-masa indah bagi pengguna APTB dari luar kota seperti Bogor, Bekasi, Cikarang, dll. Jika selama ini mereka membayar hanya untuk bis APTB saja, kini ada tambahan dengan membeli tiket Busway terlebih dahulu. Pembelian tiket ini menjadi semacam membeli "jalur" milik TransJakarta karena bis APTB diperbolehkan menggunakan jalur busway.

Kebijakan ini tentu sangat disayangkan oleh para komuter pengguna dari luar kota, ada biaya tambahan Rp 3.500,- sekali jalan, jika pulang-pergi menjadi Rp 7.000,- Jika tujuannya Bogor jika selama ini tiket seharga Rp 14.000,- kini bertambah menjadi 17.500,- sekali jalan dan pulang-pergi Rp.35.000,- Jadi ada kenaikan biaya sekitar 25%.

Apa yang terjadi dengan para pengguna dengan kebijakan ini? Ada beberapa kemungkinan. Pertama mereka tetap setia menggunakan APTB walau sedikit ngedumel dengan kenaikan ini. Kedua mereka beralih moda ke KRL Jabodetabek karena lebih murah. 3. Kembali menggunakan kendaraan pribadi. 4. Naik APTB bukan dari halte busway.

Untuk pilihan nomor 1 dan 2 tidak masalah. Namun jika mayoritas nomor 3 tentu akan kembali memacetkan kota Jakarta dengan adanya tambahan kendaraan baru limpasan dari kebijakan ini. Dan jika mayoritas nomor 4 tentu ini akan membahayakan penumpang karena mereka pasti akan mencegat bis ditengah-tengah jalur busway. Menyebrang jalan yang padat dan bisa menimbulkan kecelakaan dan kemacetan. Ini yang harus dicegah.

Entah apa yang menjadi pertimbangan pihak TransJakarta dengan adanya kebijakan ini. Apakah dengan masuknya bis diluar TJ operator menjadi rugi? Atau ada pertimbangan lain. Namun yang jelas tentu saja para pengguna yang dirugikan dan dikorbankan.

Sebagai bagian dari transportasi publik seharusnya, TransJakarta mendapat dana tambahan sebagai subsidi untuk transportasi publik. Seperti yang didapat oleh KRL Jabodetabek atau Commuter Line. Dengan mendapat dana tersebut biaya tiket dapat ditekan dari Rp 9.000,- menjadi Rp.5.000,- untuk sekali jalan dari Jakarta menuju Bogor. Seharusnya pihak TransJakarta juga mengajukan hal ini, sehingga biaya bisa ditekan dan perusahaan tidak mengalami kerugian.

Semoga kebijakan ini bisa ditinjau kembali oleh Gubernur baru DKI Jakarta Bapak Basuki TP alias Ahok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun