Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Saudara Jadi Bos: Profesionalisme atau Luka Lama yang Kambuh?

23 Juli 2025   20:56 Diperbarui: 23 Juli 2025   20:56 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi bisnis antar saudara: saat rasa dan logika harus berjalan beriringan. (Ilustrasi: Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI). Rabu, (23/7/2025)

Bekerja di bisnis keluarga kerap dianggap jalan pintas menuju stabilitas ekonomi. Ada kepercayaan, kedekatan emosional, dan harapan tumbuh bersama. Namun, di balik semua itu, terselip risiko besar: perasaan campur aduk, batas profesional yang kabur, dan konflik yang meledak bukan karena pekerjaan---melainkan karena luka lama yang belum sembuh.

Pertanyaannya: bisakah kita benar-benar profesional ketika yang memberi perintah adalah kakak, adik, atau bahkan orang tua sendiri?

Antara Rasa dan Kinerja: Data Tidak Pernah Bohong

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, sekitar 35% unit usaha mikro dan kecil di Indonesia dikelola oleh keluarga. Artinya, jutaan orang bekerja di bawah struktur yang diikat bukan hanya oleh kontrak kerja, tetapi juga oleh garis darah dan sejarah panjang hubungan personal.

"Sering kali yang bikin konflik bukan bisnisnya, tapi karena tidak ada batas antara urusan kantor dan urusan keluarga," ujar Dr. Euis Amalia, Guru Besar Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam wawancara di Kompas TV.

Ia menekankan pentingnya etika organisasi dan kejelasan peran, karena tanpa itu, bisnis keluarga mudah berubah jadi ladang konflik yang menguras energi.

Kisah Nyata: Saat Ego dan Tradisi Harus Dikelola

Ambil contoh UMKM Batik Semar di Solo. Sang anak dipercaya menangani digitalisasi dan pemasaran online, sementara orang tua tetap memegang kendali utama. Di awal transisi, ide-ide si anak sempat dipangkas karena dianggap "terlalu modern".

Namun setelah melewati diskusi panjang dan membagi peran secara proporsional, Batik Semar kini dikenal sebagai salah satu UKM dengan strategi omnichannel terbaik di Solo menurut Laporan Bank Indonesia Solo 2024.

Cerita lain datang dari Roti Ganda, ikon kuliner di Pematangsiantar. Konflik pengelolaan sempat memanas di antara saudara pewaris. Namun restrukturisasi berbasis fungsi, bukan garis keturunan, berhasil menyelamatkan bisnis lintas generasi dan membawanya ke ranah digital tanpa kehilangan identitas.

Profesionalisme Tidak Mengenal Hubungan Darah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun