Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Sindikat Perdagangan Bayi di Indonesia: Harga Belasan Juta, Hati Nurani Bangsa Tergadai

20 Juli 2025   06:11 Diperbarui: 20 Juli 2025   06:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih dari sekadar mengecam pelaku, kita perlu menatap cermin: mengapa praktik seperti ini terus terjadi? 

Tekanan ekonomi, lemahnya akses terhadap layanan kesehatan dan perlindungan sosial, hingga minimnya edukasi reproduksi---semua menjadi akar yang menyuburkan kejahatan ini.

Negara tidak boleh hanya hadir saat penindakan. 

Ia harus hadir lebih awal---mencegah, melindungi, dan merangkul para ibu yang mungkin tak berdaya dalam mengambil keputusan yang keliru karena kondisi hidup yang menghimpit. 

Mengapa tidak memperkuat sistem adopsi legal yang transparan dan berempati? 

Mengapa tidak memperluas jangkauan layanan sosial ke desa-desa dan daerah urban miskin tempat sindikat ini berkembang?

Perdagangan bayi adalah lonceng peringatan. Ini bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga moral. 

Ketika negara gagal menjaga kehidupan dari sejak dalam kandungan, maka kita semua patut bertanya: bangsa macam apa yang sedang kita bangun?

Palembang, 20 Juli 2025

Ditulis Oleh: Harmoko, Penulis Penuh Tanya 

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun