Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Dasar di Daerah Terpinggirkan: Siapa yang Bertanggung Jawab?

18 Juli 2025   04:54 Diperbarui: 18 Juli 2025   04:54 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dan murid di sekolah pelosok, belajar dengan semangat di tengah keterbatasan fasilitas./Ilustrasi Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI. 

"Pendidikan dasar yang bermutu bukan hadiah untuk mereka yang tinggal di kota besar, tapi hak dasar setiap anak Indonesia, bahkan yang tinggal di ujung negeri."

-Penulis Penuh Tanya

Sebuah Kontras yang Menyesakkan

Bayangkan dua anak berusia tujuh tahun. Yang satu duduk manis di ruang kelas ber-AC, menatap papan interaktif digital, ditemani guru yang sabar dan terlatih. Yang satu lagi belajar di ruang kelas tanpa dinding, hanya beratap terpal, dengan papan tulis yang separuhnya lapuk. Jarak keduanya hanya sekitar satu jam penerbangan.

Ironis? Sangat. Tapi inilah potret pendidikan dasar di Indonesia. Negeri yang bangga dengan jargon "SDM Unggul, Indonesia Maju" tapi belum mampu memastikan bahwa pendidikan dasar yang layak bisa dijangkau oleh semua anak, tak peduli mereka tinggal di mana.

Ketimpangan: Fakta yang Terus Berulang

Data dari berbagai laporan pendidikan dan riset independen menunjukkan bahwa mutu pendidikan dasar sangat timpang antarwilayah. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, atau Bandung, sekolah dasar negeri banyak yang sudah dilengkapi dengan fasilitas modern, guru bersertifikat, dan kurikulum yang dijalankan dengan baik. Sementara itu, di banyak wilayah terpinggirkan --- entah itu di pedalaman Kalimantan, pegunungan Papua, atau pulau-pulau kecil di Maluku --- akses terhadap pendidikan dasar yang layak masih menjadi perjuangan harian.

Beberapa indikator ketimpangan tersebut antara lain:

  • Rasio murid per guru tinggi di daerah 3T
  • Minimnya fasilitas dasar: ruang kelas rusak, kekurangan buku, hingga tidak adanya air bersih
  • Tingginya angka putus sekolah di jenjang SD di wilayah miskin

Minimnya pelatihan guru di daerah terisolasi

Pemerintah Sudah Apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun