Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masuk 10 Besar Itu Hebat, Tapi Bertahan Lebih Berat

15 Juli 2025   05:05 Diperbarui: 15 Juli 2025   04:31 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis Penuh Tanya (Dokumentasi Pribadi)

Refleksi Kecil tentang Konsistensi, Ambisi, dan Harga Sebuah Pencapaian

Masuk ke dalam 10 besar---baik di sekolah, di kantor, dalam perlombaan, atau bahkan dalam hidup sosial---adalah prestasi. Di dunia yang makin kompetitif ini, siapa yang tak bangga disebut sebagai bagian dari "yang terbaik"?

Tapi pertanyaannya kemudian menggantung:

Lalu apa?

Apakah kita sudah cukup puas dengan pencapaian itu? Apakah menjadi bagian dari kelompok elite itu cukup untuk membuat kita merasa "selesai"? Ataukah justru di sanalah babak baru dimulai---yang lebih senyap, lebih sunyi, dan lebih berat karena tak lagi ramai dengan tepuk tangan?

Masuk Itu Sulit, Tapi Bertahan Jauh Lebih Rumit

Sering kita dengar, "masuk itu sulit." Tapi setelah beberapa kali melihat banyak orang naik daun lalu menghilang, kita belajar satu hal: bertahan itu jauh lebih sulit. Karena masuk 10 besar adalah urusan satu momentum; sedangkan bertahan, itu soal konsistensi.

Bukan hanya tentang kerja keras, tapi kerja cerdas. Bukan sekadar tentang talenta, tapi juga tentang kemampuan beradaptasi dan tahan banting.

Pernahkah kita melihat seseorang yang tiba-tiba naik ke puncak peringkat, tapi tak lama kemudian menghilang dari radar? Mengapa itu terjadi? Apakah karena dia tak cukup hebat? Atau karena kita terlalu sibuk merayakan kemenangan awal, dan lupa mempersiapkan daya tahan jangka panjang?

Puncak Itu Tidak Datar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun