Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tari Pacu Jalur di Jantung Prancis: Ketika Budaya Menjadi Strategi Diplomasi Pertahanan Indonesia

12 Juli 2025   21:57 Diperbarui: 12 Juli 2025   21:57 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TNI dan tentara Prancis menari bersama di Champs-lyses. (Ilustrasi: Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI).

Dalam politik luar negeri, kekuatan bukan hanya soal senjata atau aliansi. Kadang, diplomasi paling kuat justru tampil lewat tarian tradisional dari pedalaman Riau.

Siapa sangka, dalam latihan parade militer Bastille Day di Champs-lyses, Paris---salah satu panggung kehormatan paling prestisius di Eropa---Indonesia justru memainkan kartu budaya: Tari Pacu Jalur.

Lebih dari sekadar hiburan, momen ini merupakan bagian dari strategi diplomasi pertahanan yang cerdas. TNI tampil bukan hanya sebagai pasukan bersenjata, tapi sebagai simbol kekuatan lunak (soft power) Indonesia di panggung global.

Kehadiran Indonesia sebagai satu-satunya negara sahabat yang diundang secara resmi oleh Presiden Prancis melalui Presiden Joko Widodo menjadi indikasi politik yang tidak bisa dianggap sepele. Di tengah ketegangan geopolitik global dan pergeseran orientasi strategis Eropa terhadap Indo-Pasifik, undangan itu adalah sinyal diplomatik yang sangat kuat.

Soft Power dalam Seragam Loreng

Tari Pacu Jalur, yang viral setelah aksi anak Riau menari di atas perahu, menjadi pilihan simbolik yang menarik. Ia bukan hanya warisan budaya, tapi juga pernyataan identitas: bahwa kekuatan Indonesia bukan cuma pada jumlah pasukan atau teknologi, tapi juga pada akar budayanya yang mengikat dan merangkul.

Di tengah latihan serius militer Prancis, para prajurit TNI---baik laki-laki maupun perempuan---mengajak personel Prancis menari bersama. Letkol Inf Eka Wira Dharmawan, prajurit TNI yang juga dikenal di media sosial, ikut turun langsung. Momen itu menghapus sekat formalitas. Yang tertinggal adalah simbol kedekatan antarbangsa.

Ini adalah taktik lunak diplomasi pertahanan.

Strategi Politik Luar Negeri Lewat Partisipasi Simbolik

Menurut Brigjen TNI Ferry Irawan, Komandan Kontingen Indonesia, partisipasi ini bukan sekadar undangan seremonial. Ini bentuk dari politik kehadiran (presence politics)---yakni strategi menunjukkan eksistensi Indonesia sebagai kekuatan regional yang aktif di forum-forum global, termasuk dalam kerja sama pertahanan.

Di tingkat elit, sinyal ini diperkuat saat Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI, dan Kapolri melepas keberangkatan 500 personel ke Paris. Bukan angka kecil, dan bukan misi biasa. Ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang menegaskan posisi strategisnya di antara negara-negara yang membangun tatanan baru keamanan global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun