Bank digital juga mulai terintegrasi dengan berbagai layanan keuangan lain seperti dompet digital, platform e-commerce, dan marketplace.Â
Artinya, satu akun bank digital bisa mengakses banyak ekosistem keuangan sekaligus. Konsep "dompet digital all-in-one" bukan lagi mimpi.
Bank digital ditopang teknologi canggih seperti AI, cloud computing, dan open banking.Â
Fitur-fitur seperti pengelolaan keuangan otomatis, prediksi arus kas, hingga rekomendasi investasi menjadi lebih mudah diakses.
Di negara seperti China dan Korea Selatan, aplikasi seperti WeBank atau KakaoBank bahkan telah menggantikan fungsi dompet fisik secara luas.Â
Di Indonesia sendiri, layanan seperti Jago, blu by BCA Digital, dan Line Bank menunjukkan tren yang menjanjikan.
Data OJK menunjukkan bahwa pengguna bank digital meningkat lebih dari 300% dalam tiga tahun terakhir.Â
Ini sinyal kuat bahwa bank digital sedang menancapkan pengaruhnya secara serius.
Namun, di balik kemudahan itu, bank digital juga menyimpan potensi risiko. Salah satu yang paling krusial adalah keamanan data.Â
Serangan siber, peretasan akun, hingga penyalahgunaan informasi pribadi bisa berdampak besar secara finansial dan psikologis.
Selain itu, ketimpangan akses digital masih jadi tantangan nyata.Â