Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pernikahan Megawati Hangestri: Dari Lapangan Voli ke Pelaminan, Tetap Smash Hati Rakyat

4 Juli 2025   15:54 Diperbarui: 4 Juli 2025   15:12 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana lokasi akad nikah Megawati dan Dio di Masjid Roudhotul Muchlisin Jember, Jumat (4/7/2025).(KOMPAS.com/MIFTAHUL HUDA)

Oleh: Harmoko | Palembang, 4 Juli 2025

Keputusan Megawati Hangestri untuk berhenti dari liga Korea dan menikah bukan akhir karier, tapi awal dari babak baru yang lebih bermakna.

Di tengah riuh rendah dunia olahraga, berita pernikahan Megawati Hangestri Pertiwi terasa seperti smash manis yang mendarat tepat di hati publik. Atlet voli andalan Indonesia yang selama ini dikenal dengan pukulan kerasnya di lapangan, hari ini---4 Juli 2025---menyapa kita dengan senyuman lembut di pelaminan. Prosesi akad nikah Megawati dengan Dio Novandra diselenggarakan sederhana namun khidmat di Jember, kampung halamannya, dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube resminya. Momen ini tak hanya menyentuh sisi personal, tetapi juga menggugah ruang refleksi tentang bagaimana kita memandang keseimbangan antara karier, keluarga, dan identitas perempuan Indonesia masa kini.

Dari Korea Selatan ke Masjid Roudhotul Muchlisin

Megawati bukan nama asing bagi penggemar olahraga, khususnya bola voli. Dalam beberapa tahun terakhir, ia menjadi bintang yang bersinar tak hanya di tanah air, tapi juga di liga voli Korea Selatan. Sebagai atlet yang berlaga untuk Daejeon Red Sparks, Megawati berhasil menyihir publik Korea dengan performanya yang konsisten, energik, dan memukau.

Namun seperti bola yang tak selamanya melayang di udara, Megawati pun mengambil keputusan besar: tidak memperpanjang kontraknya di liga Korea untuk tahun 2025--2026. Sebuah keputusan yang tampaknya tidak mudah, namun diambil dengan kepala tegak dan hati lapang. Hari ini, keputusan itu menemukan makna terindahnya: ia resmi menikah.

Perempuan, Karier, dan Jalan Hidup yang Dipilih Sendiri

Pernikahan Megawati menjadi simbol penting tentang agensi perempuan terhadap hidupnya sendiri. Di tengah narasi yang seringkali memaksakan dikotomi antara "perempuan karier" dan "perempuan rumah tangga," Megawati hadir sebagai contoh bahwa perempuan bisa menentukan sendiri kapan ia ingin mengejar mimpi profesional, dan kapan ia memilih untuk fokus pada kehidupan personal---tanpa merasa bersalah, tanpa perlu menjelaskan panjang lebar kepada publik.

Keputusannya untuk "rehat" dari gemerlap dunia voli profesional adalah hak prerogatif yang kadang luput dari pemahaman masyarakat yang masih gemar menuntut perempuan untuk tampil serba bisa: berprestasi, menikah, punya anak, tetap langsing, tetap eksis. Dalam atmosfer sosial yang sering keras pada perempuan publik, keberanian Megawati untuk menulis ulang naskah hidupnya sendiri adalah tindakan yang layak diapresiasi, bukan digunjingkan.

Pernikahan sebagai Layar Publik

Uniknya, meski akad nikah Megawati hanya dihadiri keluarga inti, ia tetap membuka pintu virtual bagi publik. Kanal YouTube resminya menyiarkan prosesi secara langsung, memungkinkan ribuan penggemar dan masyarakat umum untuk turut menyaksikan hari bersejarah itu.

Langkah ini bisa dimaknai sebagai jembatan antara dua dunia: privat dan publik. Ia tak menutup diri dari sorotan, tetapi juga tidak menjadikan pernikahannya sebagai panggung berlebihan. Di era di mana selebritas kerap menjadikan pernikahan sebagai reality show, Megawati tampil bersahaja---dengan VW putih bertuliskan "Just Married Mega dan Dio 04.07.2025," dengan kebaya klasik dan senyum yang berbicara lebih banyak dari ribuan caption Instagram.

Olahraga, Cinta, dan Mimpi Jangka Panjang

Dalam olahraga, kita terbiasa dengan kemenangan dan kekalahan, strategi dan eksekusi. Tapi dalam kehidupan nyata, tak semua hal bisa disusun dalam formasi yang pasti. Pernikahan, misalnya, bukan sekadar kerja sama dua pemain, tapi juga latihan panjang tentang komunikasi, kompromi, dan kesetiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun