Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Financial

Paylater dan Risiko Untuk Generasi Muda

16 Juni 2025   01:34 Diperbarui: 16 Juni 2025   01:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cicilan skincare, kopi kekinian, outfit lebaran yang harus beda tiap tahun---semuanya bisa dicicil. 

Bahkan liburan ke Bali pun bisa diangsur.

Sayangnya, yang jarang diangsur adalah kesadaran bahwa semua itu tetaplah utang.

Saya membaca sebuah artikel yang menyebut bahwa 1,5 juta orang di Indonesia kini kesulitan mengajukan KPR karena pernah menunggak cicilan PayLater. 

Data ini membuat saya meringis. 

Bayangkan: mimpi punya rumah bisa kandas hanya karena telat bayar cicilan HP atau belanja online.

Mereka yang rajin menabung, tapi punya jejak digital finansial buruk, bisa ditolak bank. 

Skor kredit turun. 

Nama tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). 

Efeknya panjang, tidak hanya untuk rumah, tapi juga akses pinjaman pendidikan, modal usaha, bahkan pekerjaan di sektor tertentu.

Dan semua itu bermula dari satu klik: "Bayar Nanti."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun