SUGBK akan bergemuruh. Pada Kamis, 5 Juni 2025, pukul 19.00 WIB, Timnas Indonesia akan menjamu China dalam duel panas lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pertarungan ini bukan sekadar pertandingan biasa. Ini laga hidup-mati. Laga penentuan nasib. Laga harga diri.
Setelah delapan pertandingan, Garuda kini bertengger di posisi keempat Grup C dengan sembilan poin, hanya terpaut tiga angka dari pemuncak grup. Sebaliknya, China terdampar di dasar klasemen dengan enam poin. Namun justru karena itulah, China akan datang dengan semangat membara---mereka tidak punya pilihan lain selain menang. Indonesia, sementara itu, punya kesempatan emas untuk memastikan langkah ke babak keempat, sebuah tahap yang belum pernah dicapai dalam sejarah modern sepak bola nasional.
Pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, tak menutupi ambisinya: membawa Indonesia lolos sejauh mungkin. Mantan bintang Barcelona itu menyebut laga melawan China sebagai "momen penting dalam proyek besar" yang sedang ia bangun.
"Ini bukan hanya soal taktik. Ini soal mental juara, soal bermain untuk lambang di dada," ujar Kluivert dalam konferensi pers. "Kami ingin buktikan bahwa Indonesia bukan sekadar penggembira di Asia."
Untuk laga ini, Kluivert memanggil 32 pemain dalam training camp. Namun hanya 23 yang akan masuk daftar resmi untuk pertandingan. Beberapa nama besar absen karena cedera, termasuk Eliano Reijnders. Namun di balik kabar buruk itu, muncul optimisme baru: bintang muda seperti Beckham Putra, Rafael Struick, dan Marselino Ferdinan menunjukkan grafik performa yang menjanjikan.
Secara historis, Indonesia memang tertinggal jauh. Dari 14 pertemuan resmi, Garuda hanya menang dua kali, sedangkan China unggul dalam 10 laga. Tapi, sejarah hanya akan jadi beban jika tak dilawan. Justru statistik buruk itulah yang kini membakar semangat pemain-pemain muda Indonesia untuk menciptakan sejarah baru.
Apalagi, duel terakhir pada Oktober 2024 yang berakhir dengan kekalahan 2-1, masih menyisakan luka. Kini saatnya balas dendam. Dan balas dendam yang manis adalah yang terjadi di kandang sendiri, di hadapan lebih dari 70 ribu suporter Merah Putih yang akan memadati stadion.
China datang dengan segudang masalah, tapi juga motivasi besar. Mereka baru meraih dua kemenangan dari delapan laga. Namun mereka punya pemain berbahaya. Zhang Yuning, striker jangkung yang pernah merumput di Eropa, tetap jadi ancaman di kotak penalti. Lalu ada Wang Shangyuan di lini tengah yang cerdas dalam membaca permainan.
Pelatih China, Branko Ivankovic, tidak datang untuk jalan-jalan. Dalam sesi latihan terbuka, terlihat latihan fisik intens dilakukan setiap hari. "Kami datang bukan untuk menyerah, tapi bertarung," ujar Ivankovic.
Pertandingan ini dipastikan bukan sekadar duel 90 menit. Panitia pelaksana menjanjikan atmosfer luar biasa. Band legendaris God Bless dijadwalkan tampil sebelum kick-off, membakar semangat penonton dengan lagu-lagu rock ikonik mereka. Tiket sudah ludes sejak dua hari lalu, dan antusiasme masyarakat luar biasa tinggi.