"Kita sering mengira kita lelah karena bekerja, padahal bisa jadi kita lelah karena terus bertanya: untuk apa semua ini?"
Ilusi Kelas Menengah dan Napas yang Tersengal: Mencari Makna dalam Hidup yang Tampak Mapan
Dari luar, hidup kelas menengah tampak seperti keberhasilan.Â
Mereka memiliki pekerjaan tetap, penghasilan stabil, rumah yang dicicil, mobil yang dikredit, dan sesekali bisa liburan.Â
Anak-anak mereka bersekolah di tempat yang "cukup bagus". Di media sosial, hidup mereka terlihat rapi, bersih, dan membanggakan.Â
Namun di balik semua itu, ada kegelisahan yang terus tumbuh: mengapa semuanya tetap terasa tidak cukup?
Ini bukan tentang kemiskinan, tapi juga belum sampai pada kemerdekaan.Â
Kelas menengah hidup dalam wilayah ambang---cukup untuk tidak kelaparan, namun belum cukup untuk berhenti khawatir.Â
Mereka berada dalam pusaran ritme hidup yang cepat, sistem yang menuntut produktivitas terus-menerus, dan tekanan sosial untuk "menjadi seseorang".Â
Di titik inilah ilusi mulai terbentuk: bahwa kenyamanan sama dengan kemajuan, dan kepemilikan adalah tanda kebahagiaan.