Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Dari Taman Bacaan Sederhana Menuju Simbol Kebangkitan Seni Tradisional di Kampung Dulmuluk

21 April 2025   00:19 Diperbarui: 21 April 2025   00:19 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Palembang. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Ryan Zulqudsie

Siapa sangka sebuah taman bacaan sederhana di kawasan Tangga Takat, Palembang, kini bersiap menjelma menjadi simbol kebangkitan seni tradisional di Kampung Dulmuluk?

Bermula dari mimpi sederhana untuk menumbuhkan minat baca dan budaya literasi di tengah masyarakat, taman bacaan ini kini bertransformasi menjadi wadah pelestarian dan pengembangan seni tradisional Palembang.

Kampung Dulmuluk, yang dikenal dengan keindahan arsitektur rumah-rumah tradisionalnya, menyimpan kekayaan seni dan budaya yang tak ternilai.

Namun, seiring perkembangan zaman, seni tradisional ini perlahan tergerus dan terlupakan.

Taman bacaan sederhana tersebut menjadi titik terang di tengah kondisi tersebut.

Inisiatif para pemuda setempat untuk menghadirkan kegiatan seni dan budaya di taman bacaan tersebut disambut antusias oleh masyarakat.

Mereka mulai aktif berpartisipasi dalam kelas-kelas seni tradisional seperti tari, musik, dan kerajinan tangan.

Taman bacaan tersebut berubah menjadi pusat pembelajaran, tempat berkreasi, dan wadah bagi masyarakat untuk mengenal dan mencintai kembali seni tradisional Palembang.

Keberadaan taman bacaan ini tidak hanya menghidupkan kembali tradisi, tetapi juga melahirkan generasi penerus yang memiliki kepedulian terhadap budaya lokal.

Para pemuda yang aktif di taman bacaan tersebut menjadi inspirator bagi anak-anak muda lainnya untuk terlibat dalam pelestarian seni dan budaya.

Mereka menunjukkan bahwa seni tradisional bukanlah sesuatu yang usang, tetapi memiliki nilai estetika dan edukatif yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun