Salahkah Pelajar STM Ikut Menyuarakan Aspirasi?

Menambah  beban penindasan yang mereka pelajar alami sehari-hari dengan standar demonstrasi yang santun adalah sebuah omoong kosong retorik. Mereka memiliki cara sendiri yang mungkin akan sulit dipahami oleh akal golongga tua. 

Tidak perlu khawatir aksi tersebut cuma bersifat temporer. Mending energi kitas salurkan untuk memikirkan bagaimana mengatasi kasus kekerasan negara yang saban hari meneror warga.

Kembali lagi dengan pembahasan Temporary Autonomous Zone untuk melihat aksi tersebut. Mengapa aparat tidak bisa membendung pelajar STM? Selain karena kemungkinan pihak kepolisian memiliki SOP untuk mengahadapi pelajar di bawah umur. 

Mereka juga tidak bisa dihentikan gegara saking fleksibelnya ini kelompok. Siapa yang menjadi koordinator lapangan? Siapa pemimpin gerakan tersebut? Tentu kita tidak akan menemukannya. Persis semacam Intelejensi swarm, seperti ketika kawanan lebah menyerang mush. 

Pelajar STM tidak bisa diberangus gegara tidak ada organisasi yang menaungi perlawanan mereka. Mereka bergerak secara mandiri dan individual, dengan mengusung kepentingan yang hampir sama satu sama lain.