Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kau Dekat Denganku

20 September 2018   10:14 Diperbarui: 20 September 2018   10:17 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan dan hamparan sewah memang menyejukkan mata. || Sumber gambar : Instagram Jilbab Alfaa

Aku hidup dan dibesarkan di suatu desa terpencil yang asri dan damai yaitu desa yang berada di wilayah Salatiga, namun aku tak merasakan kenyataan itu. Yah.. keluh kesahku karena ulah seorang pemuda yang  tak kuharapkan kehadirannya dalam hidupku. 

Ya Tuhan, mengapa engkau beri aku  yang tidak sesuai dengan doaku. Di tiap bisunya malam aku selalu mengharap kepada-Mu untuk menghadirkan seorang sosok idaman yang kelak menjadi imamku. Aku tidak menyalahkan dia yang selalu menggangguku, hmmm.. mengapa ketika melihatnya hatiku tertutup tanpa sedikit celah baginya, walaupun aku belum mengenal dirinya secara mendalam.

Malam itu terasa hening tanpa hiasan bintang, eloknya bulan telah sirna tertutup mendung. Di malam itu aku memutuskan untuk pergi mencari kedamaian dan memutuskan untuk meninggalkan desa kelahiranku. Meskipun terasa berat meninggalkan keluargaku, tetapi  ini keputusan yang sudah bulat. 

Karena pemuda itu sebut saja Daus yang terus saja mengusik kehidupanku, keputusanku itu sudah di- ketahui adikku. Dari arah yang tak terduga adikku menyapa ketika aku sedang mengemas barang-barang ke dalam tas.

Kak kamu yakin mau pergi ke Purwokerto?, tanya Nilna dengan nada terkejut.

Secara spontan, aku menjawabnya,Iya dik."

"Kenapa kak?" pasti karena Daus ya.. sahut Nilna.

"Hmm, iya, Kakak sudah tidak betah akan sikapnya yang kian hari sikapnya menerorku, dengan rasa kesal aku menjawabnya.

Ya sudah kalau memang itu yang terbaik untuk kakak, lakukanlah.

"Aku di sini akan menjaga adik dan ibu dengan baik", ucap Nilna dengan nada meredam keresahanku.

"Makasih dik", sahutku dengan lega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun