Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Desember dan Dosa Masa Lalu

3 Desember 2017   05:46 Diperbarui: 3 Desember 2017   08:14 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang navigasi kapal tentu akan menentukan kemana arah kapal yang dibawa dan berapa durasi yang dibutuhkan untuk menuju lokasi yang akan dituju. 

Tak terasa hari ini sudah masuk di penghujung tahun, bulan terakhir dari tahun 2016, bulan desember. Terbesit dalam pikiran saya tentang apa yang telah ku raih selama setahun lalu, ada perkembangan apa tidak, entah berupa materi maupun non- materi.Bukannya saya tipe orang yang materialistik, bukan itu. Cuman mau mereview apa saja perilaku yang [kayaknya] bermanfaat dan mana yang merugikan. 

Bukannya Nabi pernah berkata jikalau harimu  ini sama dengan kemarin termasuk orang yang merugi.Yang namanya manusia pasti memiliki karakter lupa dan salah. Niatan saya mau mengoreksi diri sendiri, simple kok tidak muluk- muluk. Semisal pernahkah tidak bahagiin orang lain atau malahan sering bikin orang sakit hati dengan perkataan dan tingkah polah saya [seringnya] kelewatan. 

Bulan Desember adalah bulan entek-entekan uang, lha kok?. Begini, saya dua bulan sebelumnya melakukan ritual akademik, Kuliah Kerja Nyata jarene. Dan beruntungnya saya jadi koordinator desa, menyadarkan pola pikir bermasyarakat. Begitu banyak hal yang belum saya ketahui dan pahami tentang kehidupan bermasyarakat khususnya di desa. Ada satu hal yang kian membukakan mata saya, begini "Jikalau kalian semua ingin bermanfaat dan perkataannya didengar, jadilah orang kaya atau minimal punya rumah bagus terlebih dahulu, karena apa? Seringnya orang yang dibawah rata- rata omongannya dianggap angin lalu".

Memperbarui Niat Namanya juga kehidupan, kadang bersemangat untuk melakukan kegiatan namun tidak jarang kemalasan datang tak diundang asal nyelonong merasuk dalam hati dan raga. Kalau sudah malas menghampiri, mau berbuat apa saja susah padahal fisik masih mampu berbuat.Kalau sudah keadaan seperti itu, langkah pertama yang mujarab adalah dengan mengingat tujuan awal mengapa ada disini dan untuk apa kita disini. 

Kalau langkah pertama dirasa tidak membuah hasil, lihatlah orang yang tidak memilki kesempunaan fisik dan keadaan daripada apa yang sekarang kita rasakan, pasti akan muncul benih benih semangat. Namun jikalau langkah pertama dan kedua tidak memiliki impact bagi kita, ambil foto keluarga yang kalian miliki, lihatlah bagaimana kerasnya perjuangan kedua orang tua kalian membiayai pendidikan dan uang jajan yang tidak murah. 

Hitung saja dari uang kos tiap bulan, makan tiga kali sehari dengan lauk yang enak plus uang nongkrong kalian di kafe, biaya paket data biar tetap ngeksis, biaya transportasi, biaya perawatan anake wong liyo alias pacar kalau punya plus ongkos tiap malam minggu dan tetek bengek yang lain.

Ya wes lah, pokoke rungoake omonganku. Mesti selamet. 

Wallahu'alam bi Shawwab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun