Di bulan penuh berkah ini, saya ingin berbagi mengenai rahasia kecil kehidupan yang memiliki manfaat luar biasa, paling tidak untuk diri saya pribadi. Â Beberapa waktu yang lalu seorang kolega kantor pernah datang dan bercerita mengenai kesulitan kehidupannya selama ini. Meski memulai karir dalam waktu yang sama, namun posisi saya bisa dikatakan lebih beruntung darinya. Ketika dia masih harus berpanas-hujan ria dengan kendaraan roda duanya, saya sudah menikmati keteduhan kendaraan roda empat lengkap dengan system pendingin udara dan audio yang nyaman.
Ternyata sahabat saya tadi mengamati bahwa seumur pekerjaan saya, belum pernah saya ditempatkan di luar Jawa, yang tentunya jauh dari keluarga besar saya yang tinggal di Jawa. Masih menurutnya lagi, saya bisa melakukan zig-zag dalam meniti karir saya menuju posisi yang lebih tinggi. Bahkan saya bisa dipromosikan ke level supervisory tanpa melalui asesmen (ujian), sekitar 15 tahun yang lalu. Dalam selorohnya dia mengatakan  seolah perusahaan tempat saya bekerja adalah milik nenek moyang saya saja. Hampir tiap tahun saya pindah bidang pekerjaan, dan tetap pekerjaan kantoran dan nyaris selalu mendapatkan promosi. Berbeda dengan dirinya yang sering dipindah dari satu kota ke kota lain, namun tetap saja dalam posisi yang sama. Nguli, katanya. Dari sisi keluarga, dia juga menganggap saya lebih beruntung, anak saya sudah tiga, dua perempuan dan satu laki-laki, lengkap. Sementara dia, meski sudah menikah hampir selama 10 tahun namun belum dikarunia satu orang anakpun.
Sampai pada suatu kesempatan kami bisa berbincang dan saling bertukar kabar, setengah mengeluh dia menanyakan apa sih rahasianya. Rahasia? Saya jadi bergumam sendiri, benarkah selama ini saya mempuyai rahasia? Rahasia yang menurut sahabat saya tadi membuat nasib saya jauh lebih baik dibandingkan nasib sahabat saya tadi. Â
Sidang Pembaca yang budiman, setelah berpikir keras, berusaha mengingat, barulah saya menyadari, mungkin rutinitas kehidupan saya selama ini, karena orang lain belum mengetahuinya menjadikan seolah menjadi sebuah rahasia. Namun karena hal ini sudah menjadi rutinitas sehari-hari saya, maka hal itu hanyalah sebuah kebiasaan.
Behavior. Seperti kata pepatah, alah bisa karena biasa, dan sesungguhnya kebiasaan baik akan mengantarkan kita pada nasib baik, begitu pula sebaliknya kebiasaan buruk tentunya akan membuat hidup kita mengalami kesusahan, kegagalan dsb.
Jadi apa sebenarnya rahasia saya tadi?Â
Baiklah, sebentar lagi saya akan berbagi mengenai rahasia agar doa kita 99% diijabah oleh Allah Yang Maha Mengabulkan Doa. Saya sebut rahasia ini
'Tiga Jurus Sakti Menguak Pintu Langit' Â
***
Jurus Satu: Allah mempunyai jam kerja  Â
Saya tahu beberapa dari Anda pasti akan langsung menyanggah statemen di atas. Allah itu Maha Segalanya, masak mempunyai jam kerja. Kapanpun kita berdoa pasti didengar. Jangan khawatir, saya juga sependapat dengan Anda kok, tapi sebelum perdebatan ini menjadi lebih parah lagi, marilah kita ikuti ilustrasi berikut ini. Â Pada suatu hari Anda merasa tidak enak badan, dan Anda berencana mendatangi dokter untuk berobat. Biasanya di depan tempat praktek dokter tertulis jam praktek mereka. Pagi jam 7-10, atau malam jam 7-9. Karena ingin segera sembuh, maka Anda mendatangi dokter tadi di luar jam prakteknya. Menurut Anda, dokter tadi mau menerima Anda atau tidak? Tidak? Mungkin ada beberapa dokter yang mau menerima Anda, namun pertanyaannya adalah apakah dia menerima Anda dengan sepenuh hati? Apakah dia akan mengeluarkan semua kemampuannya untuk mengobati Anda? Saya yakin Anda sependapat dengan saya, bahwa dokter tadi akan ogah-ogahan dalam mengobati Anda.
Secepat mungkin dia akan membuat Anda meninggalkan tempat prakteknya. Kenapa demikian? Ya, karena Anda datang pada jam yang salah. Â Sangat berbeda ketika Anda berobat pada saat jam praktek dokter tadi. Tentunya dia akan sangat welcome kepada Anda. Setelah dengan telaten mendengarkan semua keluhan Anda, dia akan melakukan diagnose, untuk kemudian memberikan resep obat.