Mohon tunggu...
hariadhi
hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Editor, designer, entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wan Daeng yang "Zuhud", Masjid Luar Batang, dan Sepeda Motornya

27 Oktober 2018   22:16 Diperbarui: 27 Oktober 2018   22:38 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbuat baik tentu tidak harus dipikirkan siapa memilih siapa. Dan saya ingin tetap begitu, agar saya bisa melatih diri untuk menghormati pilihan orang-orang. Jadi jika setelah tahu ia dibantu oleh relawan Jokowi namun di bilik suara pun pilihannya tetap Prabowo, justru itu adalah hal bagus, memastikan bahwa perbuatan baik kita tak mesti disekat-sekat oleh pandangan politik.

Dan saat memulai perjalanan #1000kmJKW, Wan Daeng lah yang saya ajak pertama kali, bukan Tommy. Test case kita adalah Tol Bocimi, dari Bogor hingga Ciawi, lalu berlanjut ke Sukabumi. Tol inilah yang kini membuat perjalanan ke Pantai Ratu, Sukabumi, sebagai salah satu tujuan wisata terkenal hanya makan waktu beberapa jam. 

Saya ingat waktu dulu masih kuliah harus ke Sukabumi, tidur di jalan karena kemacetan luar biasa saat Pak Mantan kita ingin jalan-jalan sehingga terpaksa beberapa jam jalanan ditutup. Sempit dan menyiksa, itulah memori yang keluar di kepala saya dari perjalanan ke Sukabumi.

Beberapa bulan sebelumnya saya sempat mengiringi perjalanan Pak Jokowi di sini. Sayang terlalu terburu-buru dan hampir tidak ada yang bisa dinikmati, selain menyaksikan kerennya Pak Jokowi menguji coba Choppernya. Dan waktu itu Tol Bocimi baru setengah selesai, belum bisa diuji coba.

Maka beberapa hari menjelang takbir lebaran, saya ajak Wan Daeng ke Sukabumi. "Yuk, ga jauh kok. Sebentar saja." Ia setuju, setelah mengajak Agus temannya. Hanya dalam waktu sebentar, dari gerbang tol Bintara, kami sudah sampai di Ciawi, lalu merapat ke Rest Area yang indahnya luar biasa, mirip villa di Puncak. Bangunannya rapi teratur, dan lebih luar biasanya lagi musalanya tak asal jadi. Tapi dibangun dengan arsitektur yang indah sekali. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Dan berbeda dengan rest area tol kebanyakan, di sini tidak dibuat sekat tinggi dengan perkampungan sekitar. Anak-anak dengan senang bermain bola di salah satu lapangan di Rest Area. Mereka berterima kasih sekali bisa dibangunkan rest area yang bisa mereka manfaatkan "Terima kasih Pak Jokowi, sudah bangunkan lapangan bermain untuk kami!" Demikian teriak anak-anak itu bergembira saat saya abadikan dalam bentuk video.


(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Tak sampai dua jam, dengan jalan yang lurus tanpa hambatan, kami sudah sampai Sukabumi. Tidur dan bebersih sebentar, kami masih harus lanjut lagi ke Pelabuhan Ratu. Di sinilah tempat Pak Jokowi bersama Menteri Kesehatan Bu Nila Moeloek melakukan pemeriksaan dan pemberian bantuan bagi anak-anak yang terkena kurang gizi dan stunting. Ya, Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang terkena stunting dengan angka lumayan membuat malu. Padahal Pelabuhan Ratu adalah salah satu penghasil ikan yang lezat dan bergizi tinggi.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Pantai Pelabuhan Ratu adalah pantai yang luar biasa indah. Jika digarap dengan baik sebenarnya bisa menjadi alternatif hiburan bagi warga Jakarta Selatan, Depok, dan Bogor. Soalnya kini untuk ke sana tidak butuh waktu lama lagi. Cukup lewat tol Jagorawi, lanjutkan ke Bogor, Ciawi, lalu keluar di Sukabumi.  Pun para pedagang dan tukang parkir bersyukur adanya tol Bocimi, "Alhamdulilah sejak ada tol Mobil pelat B yang main ke sini jadi banyak, Pak!" ucap mereka girang dan lagi-lagi berterima kasih ke Jokowi atas pembangunannya. 

Dan lagi-lagi Wan Daeng minta waktu untuk bertemu pujaan hatinya hahahaha. Tentu saya harus rahasiakan siapa dan di mana karena masalah privasi. Tapi memang lucu saat seorang zuhud ternyata masih membutuhkan kelembutan seorang perempuan untuk bisa meneruskan ibadahnya. "Lihat ini, orangnya cantik, omongannya halus," katanya sambil memperlihatkan HP Samsungnya ke saya. Saya senyum saja "Ya sudah ayo kita temui, Wan. Siapa tahu berjodoh kan?" Hingga lepas Isya barulah kami kembali ke Jakarta lalu Wan Daeng pulang dengan motornya yang sudah kinclong. 

Wan Daeng membukakan mata saya, bahwa Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah bagian dari catatan sejarah yang tidak bisa kita pungkiri. Saya, sebagai salah satu timses Ahok waktu itu menghadapi perasaan tidak adil yang ditimpakan kepada Ahok. Namun dari beberapa kali ngobrol dengan Wan, saya juga mulai mengerti kenapa mereka pun merasa tersakiti dengan beberapa kali pernyataan Ahok. 

Kejadian Pulau Pramuka hanyalah titik puncak pertentangan itu, namun ada banyak sekali event yang merenggangkan hubungan pemeluk Islam konservatif dengan Ahok, dibumbui pula hubungan yang kurang baik dengan para habib, yang kemudian menular ke mayoritas pemeluk Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun