Hampir pasti promo-promo yang ada dibiayai dari tindakan bakar uang oleh penyedia layanan aplikasi. Sehingga "keberuntungan" yang kita nikmati di satu sisi, pasti akan berdampak kerugian kita di sisi lain. Ya tioh, buat apa lagi perusahaan berpromosi kalau tidak untuk meraup keuntungan di sisi lain.
Maka iseng saya coba minta ke berbagai teman dan searching sana-sini. Benar saja, yang suka berhamburan promonya, di sisi lain juga akan mengenakan tarif agak lebih tinggi untuk top up. Istilah teman-teman saya, keluar masuk kantong kiri, keluar kantong kanan.Â
Dalam jangka panjang, persaingan yang sudah tidak sehat dengan banting harga dan saling bunuh pasti berujung kepada kerugian di pihak konsumen.Â
Kala masih pertama diperkenalkan, berbagai promo pembayaran online masih masuk akal untuk dilakukan. Tapi kalau sudah bertahun-tahun eksis, daripada bakar-bakar uang investor, tentu lebih baik kalau diwujudkan lewat peningkatan layanan dan kenyamanan. Pelanggannya coba dimanja gitu lho.Â
Seperti dulu saat Blue Bird bersaing dengan berbagai taksi, mulai dari Ekspress, Presiden Taksi, sampai taksi gelap tanpa argo. Semua banting harga. Cuma si burung biru yang berani pasang harga batas atas sendirian.Â
Toh buktinya melawan transportasi online sekalipun, Blue Bird masih eksis,. bahkan malah mengajak kerjasama dengan pembuat aplikasi Gojek untuk juga bisa dipesan via apps Gojek.Â
Andai banyak pebisnis di Indonesia berpikirnya seperti iniya, mengutamakan value dan layanan. Bukan semata banting harga....