Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rusuh Papua: Siapa Veronica Koman, Tri Susanti, Benny Wenda, dan 4 WNA Australia yang Dideportasi?

3 September 2019   14:02 Diperbarui: 4 September 2019   01:08 4719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai provokasi dan hoax banyak ditebar di media sosial untuk mendorong dunia internasional ikut campur kewenangan kita dalam mengelola konflik di Papua. Beberapa di antaranya nama yang cukup dikenal dan memang sering meneriakkan kemerdekaan bagi Papua. Sebut saja nama Benny Wenda. Tokoh yang ada di luar negeri ini sering meneriakkan separatisme dan menghasut pemuda-pemuda Papua di dalam negeri maupun di luar negeri.

Siapa saja mereka?

Veronica Koman

Nama ini sebenarnya pertama kali terkenal bukan karena isu Papua. Namun ia memprovokasi massa pendukung Ahok dengan meneriakkan pidato yang tidak sopan saat demonstrasi atas pemidanaan Ahok dalam kasus penistaan agama. Dalam orasinya, Koman mengungkapkan bahwa rezim Jokowi (Joko Widodo) adalah rezim yang lebih parah dari rezim SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) terkait vonis terhadap Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama.

Akibat ucapan ini, ia mendapat somasi dari Menteri Dalam Negeri. Kemudian menyusul tuntutan hukum dari Kan Hiung (36 tahun)

Veronica Koman baru kemudian terlihat aktif menyebar fitnah dan disinformasi setelahnya. Terutama setelah ucapan rasis yang menyerang Asrama Mahasiswa Papua.

Tri Susanti

sumber: merdeka.com
sumber: merdeka.com
Kader Gerindra yang kemudian gagal meraih kursi di Pileg 2019 ini beralih menjadi provokator kerusuhan rasialis di Asrama Mahasiswa Papua. Selain terlibat aktif memimpin demo, dengan membawa-bawa nama Ketua Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri ( FKPPI) Kota Surabaya, ia juga tertangkap mengirimkan pesan provokasi seolah mahasiswa Papua yang memulai keributan.

Kerusuhan rasial di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya inilah yang kemudian merembet menjadi demonstrasi warga Papua di berbagai tempat dan memicu kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

"Bendera merah putih dibuang ke selokan oleh kelompok separatis di Surabaya pada Jumat 16 Agustus 2019, pukul 13.30 WIB, tepatnya di depan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya" demikian pesan WA provokatif dari Tri Susanti yang kemudian memicu kemarahan banyak orang kepada mahasiswa Papua.

Ia diumumkan menjadi tersangka dan kemudian menjalani pemeriksaan polisi dan ditahan 1x24 jam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun