Mohon tunggu...
Sigit Hargiyanto
Sigit Hargiyanto Mohon Tunggu... -

hanya seorang yang mencari ilmu

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemanfaatan Titania untuk Kemasan Makanan Swa Steril

25 Mei 2011   00:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:16 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh : Bagas Triyatmojo*,Sigit Hargiyanto* Berbagai macam kemasan makanan kini telah banyak beredar di masyarakat, mulai dari pembungkus makanan yang sangat sederhana seperti kertas nasi atau daun pisang, hingga kemasan makanan sintetik seperti polistirena atau yang lebih dikenal dengan styrofoam. Mengemas makanan berarti menjaga keutuhan makanan di dalamnya, bagi dari segi kebersihan maupun kesegaran makanan tersebut. Namun sayangnya, beberapa dari kemasan makanan yang telah disebutkan di atas, tidak dapat menjamin kedua hal tersebut. Katakanlah styrofoam ataupun tempat makan box yang biasa digunakan oleh usaha katering makanan, tidak sedikit ditemukannya kasus makanan basi yang dikemas dalam kemasan tersebut. Seperti dilansir dalam beberapa media cetak elektronik, sekitar 57 orang jamaah haji asal Serang, tahun 2010 yang lalu, menderita diare akibat menyantap makanan basi. Tentu saja masalah makanan yang basi ini tidak hanya dialami oleh jamaah haji, misalkan saja dalam suatu acara piknik keluarga, yang ketika berangkatnya membawa bekal makanan dalam keadaan segar, namun ternyata setibanya di tempat piknik, makanannya sudah tidak segar kembali, atau bahkan basi, terutama untuk makanan sayur dan buah. Jangan anggap sepele masalah kebersihan makanan ini, karena ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan. Banyak media yang mengabarkan bahwa di sana sini terjadi kasus keracunan makanan, akibat tidak bersihnya pengemasan dalam makanan. Korbannya?? Beragam. Dari yang hanya merasakan mulas ringan, diare hingga perlu dirawat di rumah sakit, hingga yang paling fatal adalah memakan korban jiwa, alias meninggal. Bukan lagi suatu masalah yang dapat dianggap sepele. Hal tersebut tentu saja harus dicegah, salah satu cara pencegahannya adalah dengan mengubah atau memodifikasi tempat makan yang sudah ada, hingga benar-benar dapat menjaga kebersihan dan kesegaran makanan di dalamnya. Bagaimana caranya?? Teknologi fotokatalisis adalah salah satu solusinya. Teknologi yang memanfaatkan sinar UV dari matahari ini mampu menguraikan bakteri-bakteri patogen dan juga jamur secara kimiawi. TiO2 atau yang lebih dikenal sebagai titania, adalah suatu material kunci dalam fotokatalisis ini. Titania merupakan suatu bahan semi konduktor yang dapat menghasilkan radikal-radikal apabila mendapatkan radiasi UV dari matahari. Radikal ini bersifat oksidator, dan dari sifat inilah yang kemudian akan membunuh bakteri dan jamur dengan cara mengoksidasikan kedua mikroba tersebut. Caranya sederhana, hanya dengan melapiskan titania ke dalam tempat makanan yang ada, semacam tupperware misalnya, maka tempat makan tersebut akan dengan sendirinya dapat membunuh bakteri dan jamur yang mungkin tumbuh, sehingga kebersihan dan kesehatan makanan dapat terjaga. Apa yang dilakukan??? Untuk membuktikan hal tersebut, telah dilakukan penelitian secara sederhana untuk membuat suatu produk tempat makanan swa-steril dan swa-bersih, di Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia di bawah bimbingan pakar nanomaterial dan fotokatalisis, Professor Slamet. Penelitian yang dilakukan adalah melihat perbandingan pertumbuhan jamur pada makanan yang ditempatkan dalam tempat yang berbeda, satu pada tempat makan biasa, dan satunya lagi pada tempat makan yang berlapis titania. Sebagai model penelitiannya, digunakan potongan (selanjutnya disebut plat) tempat makan berukuran 5 cm x 5 cm. Plat tersebut pada salah satu sisinya dilapisi oleh titania, lalu dilakukanlah pengujian.

Pengujian dilakukan dengan meletakkan sepotong roti pada masing-masing plat, lalu dikondisikan dengan kondisi yang sama, di tempat yang sama pula. Pengujian dilakukan selama beberapa hari untuk melihat pertumbuhan jamur di kedua tempat tersebut.

Seperti yang terlihat pada gambar di atas (gambar diatas merupakan bagian roti yang menyentuh pelat), pada plat yang tidak dilapisi oleh titania, terdapat noda kehitam-hitaman berupa jamur, sedangkan pada plat yang dilapisi titania, hanya timbul sedikit sekali noda yang kecoklatan, dan itu berarti plat yang berlapis titania dapat menghambat pertumbuhan jamur.

Kesimpulannya??? Tempat makan yang berlapis titania dapat menghambat pertumbuhan jamur, dan juga bakteri, karena mekanisme pembunuhan jamur serupa dengan bakteri, yaitu dengan oksidasi. Dengan menghambat pertumbuhan kedua mikroba tersebut, maka kesegaran dan kesehatan makanan akan lebih terjaga . Bagaimana aplikasinya dan potensinya?? Tempat makan berlapis titania ini dapat menjaga kesehatan dan kesegaran makanan di dalamnya, sehingga tidak perlu merasa khawatir lagi terhadap makanan basi. Namun mungkin muncul pertanyaan, amankah untuk kesehatan?? Titania yang digunakan adalah kualitas foodgrade, dan juga apabila telah terlapisi dengan baik di tempat makan, maka tidak akan ada titania yang menempel di makanan. Perlu diketahui juga, sebagai keuntungan tambahan dari tempat makanan ini adalah mudah sekali dibersihkan, dari noda yang sulit seperti lemak sekalipun, yang juga merupakan efek dari fotokatalisis, yang mampu memberikan sifat hidrofilik pada permukaan, sehingga untuk membersihkannya cukup dibilas dengan menggunakan air. Pengujian terhadap hal ini juga sudah dilakukan. Ke depannya, teknologi fotokatalisis untuk bahan kemas makanan tidak hanya terbatas pada tempat makan tertutup saja, tapi juga pada tempat makan terbuka seperti piring atau mangkuk besar, terutama dalam acara makan secara prasmanan, yang selalu terbuka dan berpotensi tersebarnya bakteri. Akhirnya, tidak ada lagi berita yang beredar, jamaah haji menderita diare karena makanan basi, jatuh korban jiwa karena keracunan makanan, yang ada adalah meningkatnya kesehatan masyarakat Indonesia, karena kesehatan makanannya senantiasa terjaga. *)Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Indonesia


Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun