Menurut saya, apa yang dilakukan oleh kepala jurusan sebuah universitas di Aceh untuk menangani persoalan bau badan mahasiswa itu sudah benar. Hal ini tentunya untuk menggugah kesadaran secara kolektif. Bahwa kita harus sadar diri saat berada di ruang publik. Busana yang kita kenakan, pantas atau tidak. Tutur kata kita, sopan atau tidak. Dan bau badan kita, mengganggu orang lain atau tidak.
Membuat surat edaran seperti itu sangat efektif untuk menumbuhkan kesadaran kolektif dalam kelompok, misalnya di kampus. Daripada menegur satu persatu mahasiswa yang bermasalah dengan bau badannya, lebih baik membuat edaran yang bisa menyadarkan seluruh individu dalam kelompok tersebut.
Masalah Privasi
Menegur orang lain yang bau badannya tidak sedap adalah sikap kurang sopan, meskipun teman sendiri. Hal ini untuk menghindari ketersinggungan. Biasanya persoalan privasi seperti bau badan ini amat sensitif dan mudah memantik emosi seseorang. Apalagi jika kita menegurnya di hadapan orang banyak.
Mungkin cara efektif menegur teman yang bermasalah dengan bau badan adalah mengajaknya bicara empat mata. Kemudian memilih kalimat yang tepat agar tidak menyinggung perasaannya. Misalnya, dengan menawarkan deodoran atau pengharum badan seraya mengatakan, "Deodoran ini lumayan bisa mengatasi bau badanku, coba kamu pakai dan rasakan sendiri".Â
Norma Pergaulan
Dalam pergaulan sehari-hari, baik formal maupun nonformal, kita wajib menjunjung tinggi norma kepantasan, salah satunya berkaitan dengan bau badan. Saat setiap orang punya kesadaran diri masing-masing, maka pergaulan akan berjalan harmonis.
Hak dan Kewajiban
Setiap individu punya hak untuk bersosialisasi dengan kelompoknya. Namun setiap individu juga dibebani kewajiban untuk menjaga kelompoknya tersebut agar tetap harmonis. Caranya dengan koreksi diri sebelum mengoreksi orang lain, semua permasalahan, termasuk bau badan.