Mari kita bicara fakta. Bro Ron sudah membuktikan dirinya jauh sebelum bicara soal kursi ketua umum:
- Membongkar korupsi dana PIP: Ketika kepala sekolah memotong dana Program Indonesia Pintar yang seharusnya untuk siswa miskin, Bro Ron turun langsung. Dia temui orangtua, kumpulkan bukti, dan bawa ke ruang publik. Bukan sekadar protes---tapi tindakan konkret yang menghasilkan perubahan.
- Memperjuangkan hak subkontraktor: Dia berani berhadapan dengan BUMN yang sering menunda atau tidak membayar perusahaan kecil. Ini bukan urusan sepele---ini soal keadilan ekonomi yang menyentuh ribuan keluarga.
- Membangun infrastruktur dengan dana sendiri: Dengan CSR perusahaannya, Bro Ron membangun jembatan di daerah terpencil yang selama ini hanya bisa diakses dengan rakit. Bukan pencitraan---tapi kerja nyata yang mengubah hidup masyarakat.
- Standar kualitas tinggi: Perusahaannya membangun jalan dengan teknologi dari Jepang, memastikan infrastruktur yang tahan lama. Dia paham betul bahwa pembangunan bukan soal proyek sesaat, tapi investasi jangka panjang.
Ini yang namanya track record. Bukan janji kampanye, tapi bukti kerja.
Komunikasi yang Menyentuh, Solusi yang Nyata
Gaya komunikasi Bro Ron juga cerminan Jokowi di masa awal: tegas, merakyat, tidak basa-basi. Konten-kontennya jelas, penuh emosi, dan selalu menawarkan jalan keluar. Dia tidak menjual kemarahan tanpa arah---dia memberikan solusi konkret.
Ini penting karena di era media sosial, kemampuan komunikasi yang autentik adalah senjata politik yang ampuh.
Ujian Sesungguhnya untuk PSI
Sekarang PSI ada di persimpangan jalan. Mau jadi partai yang serius atau tetap jadi partai slogan? Mau benar-benar jadi Partainya Jokowi atau cuma menempel nama?
Kalau PSI pilih Kaesang, itu artinya PSI memilih popularitas di atas kompetensi. Memilih nama belakang di atas rekam jejak. Memilih pencitraan di atas perjuangan nyata.
Kalau PSI pilih Bro Ron, itu artinya PSI serius ingin menjadi warisan politik Jokowi yang sesungguhnya---partai yang berpihak pada rakyat kecil, yang berani melawan korupsi, yang tidak toleran terhadap ketidakadilan.
Keberanian Tanpa Pamrih
Bro Ron punya satu hal yang langka di dunia politik: keberanian tanpa pamrih. Dia masuk politik bukan karena ambisi kekuasaan, tapi karena muak melihat ketidakadilan. Dia berani bersuara lantang, berani turun tangan, berani mengambil risiko---bahkan ketika itu tidak menguntungkan secara politik.