Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

WA

5 Juni 2019   21:17 Diperbarui: 5 Juni 2019   21:29 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lelaki itu meraih ponsel pintar itu dari Inem. Ia melihat di grup WA-nya banyak kolega, mantan bawahannya, dan juga anak-anaknya sendiri mengucapkan selama Lebaran.

Lelaki tua itu ingin menangis. Selama ini ia sangat bodoh menggunakan teknologi. Padahal teknologi mendekatkan yang jauh. Ia membuka satu per satu pesan di grup WAnya. Anak-anaknya mengucapkan permintaan maaf karena tidak bisa mudik tahun ini. Alasannya bermacam-macam.  Ada yang tidak dapat cuti bekerja, ada pekerjaan yang tidak ditunda.

Lelaki tua itu mafhum dengan alasan-alasan anak-anaknya. Dia sendiri pernah melakukan itu kalau ibunya menyuruhnya pulang. Sekarang hukum karma berlaku pada dirinya. Akhirnya ia hanya mengelus-elus dada.

Ia sedikit terhibur dengan pesan-pesan WA anak-anak dan  bekas koleganya. Namun ia tiba-tiba bingung harus diapakan lagi pesan-pesan WA-nya.

"Inem!!!! Terus diapain lagi ini HP?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun