Lelaki itu meraih ponsel pintar itu dari Inem. Ia melihat di grup WA-nya banyak kolega, mantan bawahannya, dan juga anak-anaknya sendiri mengucapkan selama Lebaran.
Lelaki tua itu ingin menangis. Selama ini ia sangat bodoh menggunakan teknologi. Padahal teknologi mendekatkan yang jauh. Ia membuka satu per satu pesan di grup WAnya. Anak-anaknya mengucapkan permintaan maaf karena tidak bisa mudik tahun ini. Alasannya bermacam-macam. Â Ada yang tidak dapat cuti bekerja, ada pekerjaan yang tidak ditunda.
Lelaki tua itu mafhum dengan alasan-alasan anak-anaknya. Dia sendiri pernah melakukan itu kalau ibunya menyuruhnya pulang. Sekarang hukum karma berlaku pada dirinya. Akhirnya ia hanya mengelus-elus dada.
Ia sedikit terhibur dengan pesan-pesan WA anak-anak dan  bekas koleganya. Namun ia tiba-tiba bingung harus diapakan lagi pesan-pesan WA-nya.
"Inem!!!! Terus diapain lagi ini HP?"