Mohon tunggu...
Hanung Abdul Muqiit
Hanung Abdul Muqiit Mohon Tunggu... Seniman - Korean Drama and Javanese Culture Enthusiast

Penggemar drama korea dengan genre Komedi, Romansa, Slice Of Life dan Kehidupan Sekolah. Sekaligus pecinta budaya jawa: Wayang Kulit, Karawitan, Tari Jawa, dan lain sebagainya. Juga menggemari budaya pop lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review So Not Worth It, Sitkom "Kelas Internasional" ala Korea

29 Juni 2021   10:38 Diperbarui: 9 Mei 2022   22:58 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Resmi So Not Worth It (Netflix)

Anda pernah melihat sitkom 'Kelas Internasional' di Net TV? Kalau Anda menyukainya, cobalah menonton drama sitkom asal Korea Selatan So Not Worth It.

So Not Worth It adalah drama komedi situasi (Sitkom) yang dirilis oleh Netflix pada Juni 2021. Seperti halnya drama sitkom pada umumnya, drama ini adalah serial pendek dengan episode yang sedikit dan mengandung komedi absurd. 

Yang membuat sitkom ini menjadi menarik adalah konsep baru yang jarang diangkat di korea. Konsep dari sitkom ini adalah cerita tentang kehidupan asrama mahasiswa internasional. Drama ini menampilkan dinamika pertemanan dan asmara yang dikemas dengan komedi absurd ala sitkom.

Bercerita tentang beberapa mahasiswa dari berbagai negara yang berkuliah dan menetap di asrama internasional Universitas Daehan. Dengan latar belakang multikultur dan perbedaan karakteristik yang yang terpaut jauh membuat kisah keseharian mereka penuh dengan problematika yang unik. Beberapa masalah yang muncul dalam drama ini antara lain masalah kejujuran dalam asrama, kisah cinta segitiga, pengkhianatan antar rekan hingga penyembunyian identitas rahasia.

Drama ini sukses menyajikan tema keharmonisan dalam perbedaan. Di tengah maraknya isu SARA (baik secara global maupun di Korea Selatan sendiri), sitkom ini mencoba meredam stereotip tertentu pada perbedaan SARA yang dimiliki setiap manusia. Seolah ingin menyampaikan bahwa "Hidup dalam keberagaman seindah ini lho!"

Dalam sitkom ini digambarkan orang berkulit putih berteman baik dengan orang berkulit hitam, orang berambut pirang berteman baik dengan orang berambut hitam, orang bermata sipit berteman baik dengan orang bermata lebar. Penggambaran keharmonisan inilah yang membuat kisah persahabatan mereka terasa manis.

Bagi beberapa orang, komedi absurd dalam sitkom ini mungkin tidak terlalu mengocok perut. Namun jalan cerita yang sangat ringan membuat kita tetap betah menikmati serial sepanjang 12 episode ini.

Dari segi sinematika, drama ini tidak terlalu banyak menampilkan scene estetik. Animasi grafis yang ditampilkan pun tak banyak namun digarap dengan apik dan modern.

Ada satu hal yang cukup mengganggu selama menonton sitkom ini. Seperti halnya sitkom lain, setiap adegan "lucu" dihiasi dengan suara gelak tawa buatan dari proses editing. Namun karena komedi yang dimunculkan adalah komedi absurd tentu saja belum tentu jokes yang muncul menjadi lucu di pikiran setiap penonton.

Terlepas dari beberapa kelemahan dari drama ini, tim produksi berusaha keras mengemas drama ini secara hati hati agar tidak menimbulkan sensitivitas isu isu tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun