Mohon tunggu...
Hantus Tommy
Hantus Tommy Mohon Tunggu... Bankir - Saya bekerja di salah satu BPR (Bank Perkreditan Rakyat) di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Alumni Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Bekerja di bidang perbankan segmen mikro, berasal dari kota Balikpapan (Kalimantan Timur) dan sekarang berdomisili di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[GBBS] Berawal dari Diri Sendiri, Memberi Dampak Positif di Lingkungan Sekitar

8 Oktober 2016   11:32 Diperbarui: 10 Oktober 2016   11:01 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut kota Balikpapan - Sumber: hantus_tommy

Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) yang dicanangkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) bertujuan untuk membangun sikap mental masyarakat agar peduli dengan kebersihan lingkungan, berkepribadian ramah dan murah senyum, sekaligus pembuka jalan bagi kekuatan Indonesia untuk menjadi poros maritim Dunia. GBBS ini dimulai tanggal 19 September 2015 sejalan dengan Gerakan Revolusi Mental Nasional.

Ilustrasi Sarang Laba-laba

Kita pastinya tahu sarang laba-laba! Biasanya kita temukan disudut ruangan atau diantara celah lemari dengan dinding. Tentunya kita akan cepat-cepat membersihkannya atau kalau kita malas tentunya akan jadi pajangan yang terkesan ruangan tersebut tidak pernah dibersihkan.

Terlepas dari kesan yang tidak bersih, karena ada sarang laba-laba di sudut ruangan. Kita bisa memperhatikan sejenak sarang laba-laba tersebut. Mempunyai suatu lingkaran dan benang laba-laba tersimpul satu sama lain dengan rapi dan kuat, sehingga menjadi suatu perangkap bagi mangsa dari laba-laba.

Ilustrasi - Sumber: www.pinterest.com
Ilustrasi - Sumber: www.pinterest.com
Ilustrasi sarang laba-laba tersebut, dapat kita pakai sebagai perumpamaan/ilustrasi untuk menggalangkan GBBS. Seperti sarang laba-laba memiliki titik pusat (inti), saya ilustrasikan sebagai diri kita sendiri untuk memulai menerapkan GBBS tersebut.

GBBS yang dimulai dari diri kita sendiri, yaitu dengan cara kita selalu memberikan senyum kepada istri dan anak-anak di rumah. Dengan kita memberikan senyum tersebut, tentunya istri dan anak-anak kita akan senang dan membalas senyum kita dengan senyuman mereka.

Demikian juga dengan kebersihan lingkungan, dimulai dari kita sendiri. Dengan cara membuang sampah pada tempatnya. Ini dapat kita ajarkan pada anak-anak mulai usia dini, agar kelak mereka akan melakukannya dengan benar.

Kedua hal tersebut diatas, yang kita lakukan akan dilihat dan dilakukan juga oleh anggota keluarga inti kita. Ini memberikan dampak positif bagi lingkungan kita sendiri.

Jika hal tersebut diatas telah kita lakukan dengan baik di lingkungan sendiri akan berlanjut ke lingkungan sekitar kita, yaitu tetangga sebelah rumah. Berlanjut sampai seluruh keluarga-keluarga dalam satu rukun tetangga (RT). Jika di lingkungan RT tercipta GBBS akan berlanjut antar RT sehingga terwujud GBBS dalam satu kelurahan.

Penerapan GBBS terus berlanjut antar kelurahan satu dengan lain dalam satu kecamatan. Terus berlanjut antar kecamatan satu dengan kecamatan lain dalam satu kotamadya ataupun satu kota kabupaten.

Balikpapan Kota Bersih dan Asri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun